Kreator dalam membuat konten sudah seharusnya untuk memperhatikan etika dan estetika sebelum dipublikasikan. Tak hanya berbicara dengan kreator, tetapi kepada khalayak umum.
Ekstrakurikuler Multimedia & Broadcasting hadir untuk memberikan pemaparan berupa penjelasan dengan poin-poin penting hingga tutorial dan trik agar tetap mempertahankan etika dalam produksi sebuah konten pada Rabu (5/2/2025) pagi.
Peserta didik sudah berkumpul di lapangan untuk dapat mengikuti kegiatan literasi pada pukul 07.00 WIB. Pembicara dalam kegiatan tersebut berjumlah lima orang yang berasal dari fase F di antaranya Zahfran Riyadh, Nadya Ramadhani Indraputri, Rafeyfa Asyla, Nouran Calulla Azharia, dan Muhammad Azka Naufal, serta didampingi oleh pembina ekstrakurikuler yakni Taopik Anggun Sopiyullah, S.Pd., M.Pd.
"Hari ini kita akan membicarakan tema mengenai konten kreator, siswa harus memahami bagaimana cara memproduksi konten yang bertanggung jawab dan tentu beretika. Ekstrakurikuler MMBC akan memaparkan penjelasan mengenai hal tersebut sehingga kita bisa berpikir dengan bijak dalam membuat konten," ujar Taopik Anggun Sopiyullah, S.Pd., M.Pd., Pembina Ekstrakurikuler Multimedia & Broadcasting.
Sebelum memasuki kegiatan literasi digital, siswa sudah diberikan sebuah infografis melalui setiap grup kelas untuk dapat memahami secara ringkas tentang penjelasan yang akan dipaparkan.
Pembuat desain infografis itu adalah Almer Maulana Azaria dan Raudlia Muhammad Rafif. Desain tersebut diselesaikan sedari malam hari sebelum pelaksanaan, lalu kemudian dibagikan saat menjelang pagi hari.
"Etika dalam dunia digital yang harus kita pahami yaitu menggunakan bahasa yang sopan, menghindari hoaks, bersikap kritis ketika mendapatkan informasi, dan membagikan informasi dengan bijak," tegas Zahfran dalam kegiatan literasi digital tersebut bersama dengan pembicara lainnya.
Mereka memotivasi siswa untuk tetap mengutamakan etika dan terakhir adalah estetika. Keduanya memang sangat penting, tetapi lebih penting tata krama dan kesopanan dalam menampilkan sebuah karya.
Setelah pemaparan telah dilakukan, pembicara mulai bermain games yang bernama real or fake tentang literasi digital. Hadiah pun sudah disiapkan yaitu snack dan susu untuk dibagikan kepada para siswa yang bisa menanggapi pertanyaan sebagai apresiasi atas antusiasme pada kegiatan yang diselenggarakan.
Akhirnya, kegiatan tersebut bisa terlaksana dengan baik dan sangat meriah, dan siswa kembali ke kelasnya untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Tag
Baca Juga
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
AI Ambil Alih Estetika, Apakah Pertanda Proses Kreatif Mulai Terpinggirkan?
-
Pendidikan di Era Digital: Bagaimana Jika Ki Hajar Dewantara Tahu AI?
-
Tamansiswa dan Merdeka Belajar: Sejalan atau Berseberangan?
-
Bongkar Rahasia Cek Akun yang Berhenti Mengikuti di Instagram via ChatGPT
Artikel Terkait
-
Bobon Santoso Patenkan Hak Cipta Konten Masak Besar, Apa Saja yang Tak Boleh Dilanggar?
-
Ki Hajar Dewantara dan Tantangan Literasi Gen Z: Sebuah Refleksi Kritis
-
Fenomena Brain Rot: Pembusukan Otak karena Sering Konsumsi Konten Receh
-
Kisah Inspiratif Yeniwa, Buruh Pabrik yang Kini Raup Puluhan Juta Rupiah Berkat Jadi Konten Kreator
-
KISS OF LIFE Tulis Permintaan Maaf Usai Kontroversi Pelecehan Budaya
News
-
Jobstreet by SEEK presents Mega Career Expo 2025: Temukan Peluang Kariermu!
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
Terkini
-
Kisah Asmara Bikin Hati Berdebar, 5 Alasan 'Crushology 101' Wajib Ditonton!
-
Manhwa The Count's Secret Maid: Konflik Berat dengan Eksekusi Plot Bikin Penasaran
-
Film Dendam Malam Kelam: Ketika Rahasia, Dosa, dan Kematian Saling Bertaut
-
Ju Ji-hoon Siap Jadi Suami Shin Min-A pada Drama Baru The Remarried Empress
-
Mengenal Jiki Jiki no Mi, Buah Iblis Magnet yang Jadi Andalan Eustass Kid