Mikrofon Presiden Prabowo Subianto sempat terputus saat menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB pada Senin (22/9/2025).
Presiden RI Prabowo Subianto mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terkait Solusi Dua Negara di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat.
Dalam daftar pembicara, Prabowo berada di urutan kelima setelah Raja Jordania Abdullah II, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Portugal Marcelo Nuno Duarte Rebelo de Sousa.
Prabowo berpidato dengan total durasi enam menit sepuluh detik. Namun, mikrofon yang digunakannya sempat mati selama lebih dari satu menit.
Meski begitu, Prabowo tetap melanjutkan penyampaiannya dengan suara yang lantang hingga tuntas.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyinggung isu Palestina dan menegaskan posisi Indonesia dalam mendesak penghentian bencana kemanusiaan di Gaza.
Ia menekankan pentingnya segera mengakhiri perang serta membangun kepercayaan antara pihak yang bertikai.
“Kita harus mengakui Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza, dan mengakhiri perang harus menjadi prioritas utama kita. Kita harus mengatasi kebencian, ketakutan. Kita harus mengatasi kecurigaan,” kata Prabowo dalam pidatonya.
Prabowo menambahkan, perdamaian adalah kebutuhan seluruh umat manusia. Ia juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk mengambil peran aktif, termasuk dengan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian bila diperlukan.
Namun, pada menit-menit terakhir, mikrofon yang digunakan Presiden Prabowo tiba-tiba mati.
Ia tetap melanjutkan penyampaiannya meski suara tak terdengar jelas di ruang sidang. Petugas protokol tampak mendekati mimbar untuk mengantisipasi situasi tersebut.
Tak lama kemudian, suara Prabowo kembali terdengar di ujung pidatonya. Ia menutup pernyataan dengan penekanan kuat mengenai pentingnya perdamaian.
“Terima kasih banyak. Damai, damai sekarang, damai segera. Kita butuh perdamaian,” tutupnya.
Hartyo Harkomoyo, Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri turut buka suara terkait insiden ini pada Selasa (22/9/2025).
Kementerian Luar Negeri menegaskan insiden itu bukan gangguan teknis, melainkan aturan resmi forum internasional yang membatasi durasi berbicara.
“Terdapat rule of procedure bahwa setiap negara mendapat kesempatan 5 menit. Apabila pidato lebih dari 5 menit maka mic akan dimatikan," ujar Hartyo.
Baca Juga
-
Tanam Mangrove dan Berkarya, Kolaborasi Seniman dan Penulis di Pantai Baros
-
4 Rekomendasi Social Space di Jogja untuk Nongkrong dan Diskusi Santai
-
Lagu Digunakan Tanpa Izin, Band Wijaya 80 Laporkan Pelanggaran Hak Cipta
-
Menunggu Hari Perempuan Bisa Benar-Benar Aman dan Nyaman di Konser Musik
-
Diduga Selingkuh Lagi, Jennifer Coppen Singgung Sosok Jule di Live
Artikel Terkait
-
Paus Leo XIV Serukan Perdamaian untuk Palestina: 'Tak Ada Masa Depan di Atas Kekerasan'
-
Diundang Donald Trump, Prabowo Gabung Pertemuan Eksklusif Bahas Perdamaian Gaza di PBB
-
Prabowo Bertemu Bill Gates: Kasih Bintang Jasa dan Bahas Kolaborasi Besar buat Indonesia
-
Di Panggung PBB, Prabowo Bela Palestina dan Menolak Doktrin Si Kuat - Si Lemah
-
Permukaan Laut Naik Terus, Indonesia Akan Bangun Tanggul Raksasa 480 Km!
News
-
4 Micellar Water Madecassoside Berikan Efek Calming pada Kulit Kemerahan
-
PD IPARI Karanganyar Gelar Aksi Bersih-Bersih Rumah Ibadah Lintas Agama Berbasis Ekoteologi
-
Dari Ide ke Aksi, Tourvex 2025 Season 2 Jadi Panggung Kreativitas Generasi Muda
-
5 Mix and Match Outfit Basic ala Jane Ramida untuk Tampil Modis Kekinian
-
Ingin Upgrade Skill Digital? 5 Channel YouTube Ini Wajib Kamu Tonton
Terkini
-
Iklan Premium, Isi Refill: Mengapa Pemimpin Kompeten Sulit Menang?
-
Lebih dari Sekadar Drama: Bahaya Toxic Relationship bagi Remaja
-
4 Serum Kombinasi Licorice dan Allantoin, Rahasia Kulit Cerah dan Kenyal
-
Mix and Match Andalan Kazuha LE SSERAFIM: 4 Ide Outfit dari Kasual ke Formal
-
Siap Rilis Januari 2026, Sinopsis 28 Years Later: The Bone Temple