Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Sri Ayuningsih
Ilustrasi puisi. (Shutterstocks)

Aku pecundang...

Di bawah lampu jalan

Yang memantaumu dari kejauhan

Embun di malam hari

Menambah dinginnya sikap acuhmu

Di matamu, aku hanya orang aneh

Yang harus kau hindari

Maafkan...

Jika tingkahku tak mampu menyiratkan rasaku

Yang justru membuatmu takut

Bahkan membenciku

Maafkan...

Jika intuisiku tak mampu menembus relung jiwamu

Di matamu, aku bayang-bayang gelap kedukaan

Yang harus tetap berada dalam kegelapan

Namun dibalik kertas yang selalu kau buang

Percayalah

Aku menuliskan bait-bait ketulusan untukmu

Bukan hanya sekedar kata namun dengannya aku menjaga dan terus mencarimu

Meski aku sudah tak disisi lampu jalan itu untuk terus memperhatikanmu

Percayalah…

Dengannya aku terus mencarimu di sela-sela jarak tiap huruf yang kutulis

Aku ada di tiap kertas-kertas yang selalu kau abaikan

Percayalah…

Aku terus memperhatikanmu

Meski ragaku tlah tak kau temui (lagi)

Sri Ayuningsih