Di bawah kaki bukit ini tertinggal kenangan indah masa kecil
Berlari dan tertawa dengan riang tanpa beban
Sejuknya udara di pagi hari
Kicau burung bersahutan
Bahagia tanpa perlu berpikir tentang problematika kehidupan
Tentram dan damai di bawah rindangnya pepohonan
Tangan-tangan mungil mengukir belukar mimpi masa depan
Tanpa cemas tentang segala rintangan hari esok
Berbaring di hijaunya rumput dan menatap birunya langit
Sembari menerka bentuk awan
Ketentraman yang selalu dirindu dalam album kenangan masa kecil
Takkan terganti meski berbagai memori datang silih berganti
Pada diri yang kian dewasa semakin pelik persoalan dalam hidup
Keinginan tuk kembali pada masa itu selalu saja terbersit
Merintih dalam batin bahwa kebahagiaan memang sesederhana itu
Dengan diri yang menyadari mengejar dunia yang tiada habis
Teriring ego dan ambisi hingga lupa makna hidup bahagia sebenarnya
Tersadar diri ini atas kekhilafan akan memandang dunia fana yang sementara
Terlalu fokus pada diri sendiri mengejar hal yang tiada pasti dan jelaslah hanya titipan
Tiada terasa kerinduan akan masa kecil ini meneteskan bulir bening yang membasahi pipi
Menyisakan sesak di dada
Memenuhi ruang hampa dalam kemaraunya hati karena terus saja diperbudak oleh nafsu dan ego
Cukup sudah segala khilaf yang telah berlalu
Telah kutemukan hakikat bahagia yang sebenarnya
Tentang kebebasan dan bahagia tanpa syarat
Cukup jalani dengan rasa syukur atas segala yang telah Maha Kuasa titipkan selama di dunia
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Night Runner oleh Jung Yong Hwa: Harapan Emosional pada Bintang Jatuh
-
Jalani Menit Debut Lebih Melimpah, Andalan Malaysia Ini Bakal Sukses di Liga Jepang?
-
Futsal di Indonesia: Perjalanan Panjang Menuju Popularitas dan Prestasi
-
Meme In This Economy dan Kenyataan Pahit Hidup di Tengah Ketimpangan
-
4 Gaya Kasual ala Yunjin LE SSERAFIM, Simpel dan Tetap Fashionable