Scroll untuk membaca artikel
Munirah | riyuning .
Ilustrasi bahagia. (pexels.com/Matheus Bertelli)

Di bawah kaki bukit ini tertinggal kenangan indah masa kecil

Berlari dan tertawa dengan riang tanpa beban

Sejuknya udara di pagi hari 

Kicau burung bersahutan 

Bahagia tanpa perlu berpikir tentang problematika kehidupan

Tentram dan damai di bawah rindangnya pepohonan

Tangan-tangan mungil mengukir belukar mimpi masa depan

Tanpa cemas tentang segala rintangan hari esok

Berbaring di hijaunya rumput dan menatap birunya langit 

Sembari menerka bentuk awan 

Ketentraman yang selalu dirindu dalam album kenangan masa kecil

Takkan terganti meski berbagai memori datang silih berganti

Pada diri yang kian dewasa semakin pelik persoalan dalam hidup

Keinginan tuk kembali pada masa itu selalu saja terbersit 

Merintih dalam batin bahwa kebahagiaan memang sesederhana itu

Dengan diri yang menyadari mengejar dunia yang tiada habis

Teriring ego dan ambisi hingga lupa makna hidup bahagia sebenarnya

Tersadar diri ini atas kekhilafan akan memandang dunia fana yang sementara 

Terlalu fokus pada diri sendiri mengejar hal yang tiada pasti dan jelaslah hanya titipan 

Tiada terasa kerinduan akan masa kecil ini meneteskan bulir bening yang membasahi pipi 

Menyisakan sesak di dada

Memenuhi ruang hampa dalam kemaraunya hati karena terus saja diperbudak oleh nafsu dan ego 

Cukup sudah segala khilaf yang telah berlalu

Telah kutemukan hakikat bahagia yang sebenarnya 

Tentang kebebasan dan bahagia tanpa syarat 

Cukup jalani dengan rasa syukur atas segala yang telah Maha Kuasa titipkan selama di dunia

riyuning .