Ilustrasi Sosial Media. (pixabay.com/geralt)
Nak, hiduplah dengan bermawas diri
Sebab peradaban kian gila di sekitarmu
Kala ruang-ruang nyata beralih maya
Dunia dapat direngkuh dalam genggaman
Menerabas batas hanya butuh koneksi
Nak, hiduplah dengan diri yang waras
Dunia makin absurd tak peduli musibah
Orang-orang menjual petaka demi atensi
Di kolom linimasa, di beranda media sosial
Ketamakan pribadi dibungkus embel empati
Nak, berjaga-jagalah dan selalu waspada
Semasa kehidupan virtual menjajah
Menjelajah tautan hingga postingan
Membuka donasi untuk dimakan sendiri
Semasa bencana dialami semua
Nak, di sekitarmu begitulah adanya
Di dunia maya, banyak orang gila.
Komentar
Berikan komentar disini >
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Kembali Bermusik, Mahalini Akui Dibayangi Tekanan Ekspektasi Publik?
-
Ibu Virgoun Kejang-Kejang Tahu Kabar Inara Rusli Dinikahi Suami Orang
-
Simu Liu Soroti Minimnya Peran Aktor Asia di Hollywood, Ada Standar Ganda?
-
Sampai Jumpa: Lagu Baru Afgan yang Diam-Diam Menarik Nostalgia Refrain
-
Sinopsis Burning as Her, Drama China Terbaru Gao Ye dan Hou Wen Yuan