Kami dan kamu pernah berada di atas angin. Terombang ambing bersama tanpa peduli jatuh di tempat yang berbeda.
Kami dan kamu juga pernah berada di atas awan. Terlindungi oleh jutaan air hingga tak bersentuhan langsung dengan matahari.
Namun ada kalanya kami dan kamu jatuh layaknya butiran air dari awan. Terempas ke tanah. Terbuyar dan merenggang tanpa tahu keadaan butiran air yang lainnya.
Kami tahu betul setiap manusia memiliki belenggunya masing-masing yang setia terikat di kaki dan terbawa ke mana arah kaki melangkah. Sama halnya seperti dirimu yang dapat kami lihat belenggu seperti apa yang menempel pada kaki serta pundakmu. Tapi parahnya, kami hanya bergeming. Kami hanya membeku dan membisu. Kami hanya tersenyap memperhatikan bagaimana belenggu-belenggu itu mengikis setiap kepercayaan diri yang mengalir dalam dirimu.
Ketakutan pada diri kami seolah menutupi rasa kepedulian kami terhadapmu. Menyapa pun rasanya sukar untuk dilakukan. Awan hitam yang menghambat pikiran kami untuk berpikir positif semakin menunjukkan kepekatannya saat salah satu dari kami bertindak egois.
Berkali-kali bahkan ratusan kali sehimpun tanda yang kau tunjukkan tak pernah sekalipun lekang dari dalam memori kami. Namun, kesalahan serta keegoisan yang muncul secara tetiba menjadikan kami segan untuk merajut kembali benang yang sempat putus.
Kami hanya memperhatikan. Kami hanya mengamati dari jauh melalui tanda-tanda tersebut tanpa mampu menggerakkan jemari ini untuk menuliskan kumpulan diksi hingga klausa yang tak bisa terucap oleh bibir.
Mungkin hanya sepatah kata maaf yang kami tuangkan sangat tak cukup membuat kami dan kamu seperti dulu kembali. Membuat kami dan kamu bersama kembali layaknya sepasang komunitas burung merpati. Membuat kami dan kamu terperangkap dalam keindahan ruang jingga perekat kebersamaan.
Kapan?
Kapan kami dan kamu dapat bersua kembali?
Kapan kami dan kamu dapat menumpahkan keluh kesah bersama kembali?
Kapan kami dan kamu dapat memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi?
Tak ada yang pernah tau. Yang jelas, melalui cuitan kecil ini kami menginginkan kamu untuk masuk kembali ke dalam lingkaran yang telah lama ada.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Foto: Bahlil Umumkan Pengurus Baru Golkar, Tak Ada Nama Gibran dan Jokowi
-
AHY Resmikan Konstruksi Indonesia 2024, Hutama Karya Tampilkan Inovasi Terbaru untuk Percepatan Jalan Tol Trans Sumatera
-
Lestarikan Sastra, SMA Negeri 1 Purwakarta Gelar 10 Lomba Bulan Bahasa
-
Ulasan Buku 'Seseorang di Kaca', Refleksi Perasaan terhadap Orang Terkasih
-
Kumpulan Puisi Untuk Hari Guru 2024, Bisa Dibacakan Saat Perayaan di Sekolah
Sastra
Terkini
-
Mengemis Digital di TikTok: Ketika Harga Diri Menjadi Komoditas
-
Pedri Beberkan Beda Barcelona Era Hansi Flick dan Xavi Hernandez soal Sanksi Pemain Telat
-
Masuk Grup Neraka Piala Asia U-20 2025, Indonesia Perlu Tambah Pemain Naturalisasi?
-
Sinopsis Citadel: Honey Bunny, Series Terbaru Varun Dhawan di Prime Video
-
4 Rekomendasi Film yang Dibintangi Dakota Fanning, Terbaru Ada The Watchers