Kutuliskan bait-bait dari rakyatmu yang papa
Kusampaikan jerit pilu yang menghantamku
Tangis pilu berbaur emosi tanpa tertahan lagi
Tuan penguasa dengarkanlah suara rakyatmu ini
Diriku ini sudah tak tahan akan kelaparan
Anak istri juga merasakan hal yang sama
Sudah lama hamba kehilangan mata pencaharian
Anak-anakku sudah tak lagi bersekolah
Entah apa yang harus kuperbuat lagi
Sementara pageblug masih bergentayangan
Seakan tiada henti-hentinya mencekik negeri ini
Tiada yang pasti kapan berakhir pageblug ini
Yang terhormat dan tercinta tuan penguasa
Jutaan rakyatmu sudah menderita dalam kelaparan
Jutaan rakyatmu sudah tiada lagi mata pencaharian
Banting tulang kesana kemari hanya demi sesuap nasi
Rakyatmu ingin sekali bertemu denganmu
Bertemu untuk mengungkapkan seluruh isi jeritan hati
Dari lubuk hati yang mendalam dengan tulus
Diriku tak sanggup lagi berkelana dalam nelangsa
Dan jutaan rakyatmu yang nelangsa ingin bertemu
Bertemu menghadap tuan untuk meminta jawaban
Jawaban atas segala permasalahan yang rakyatmu rasakan
Nelangsa pageblug sudah sangat mencekik rakyatmu
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
4 Alasan Buku Kumpulan Puisi Perjamuan Khong Guan Wajib Kamu Baca!
-
Sebut Preman Berkedok Ormas Selalu Berulah, Komisi III DPR: Mereka Merasa Penguasa Wilayah
-
Puisi Wiji Thukul Kembali Menggema: Peringatan dalam Pusaran Ketidakadilan
-
Rayakan Hari Puisi Sedunia Lewat 5 Buku Puisi Terbaik Karya Sastrawan Dunia
Sastra
Terkini
-
Tegas! Nova Arianto Tuntut Garuda Muda Tetap Jaga Fokus Lawan Afganistan
-
Dua Wakil Tunggal Putri Indonesia Melaju ke Babak Kedua BAC 2025
-
Masuki Fase Krusial, Bagaimana Aturan Kelolosan Babak Grup Piala Asia U-17?
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'