Ilustrasi Kursi. (Pixabay)
Deretan hamparan-hamparan menancapkan utus cinta.
Duduk dan berdiri sama rendahnya, simbol perwujudan kesetaraan.
Nampak sikap gotong-royong yang tidak berkutif, namun butuh rasa untuk memaknainya.
Keikhlasan adalah persembahan utama untuk menyaksikan cerita.
Jamuan kopi hitam ilustrasi aroma rasa akan hangatnya cerita kehidupan.
Entah, seberapa lama sekucur tubuh diatas pundi-pundimu.
Tapi, balasan kesabaran meleburkan kelelahan.
Ini akan menjadi cerminan bagi manusia yang berakal.
Sungguh mulia dirimu sebagai penyambung lidah antar sesama.
Semua akan tersenyum dihari kemenagan.
Warna-warni pengikat keindahan telah memikau segalanya.
Walaupun, jasamu sebagian menganggapnya hanyalah sebatang benda kursi mati.
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Kata Sutradara soal Film Live-Action KPop Demon Hunters, Sulit Diwujudkan?
-
Bikin Penasaran! Apa Sih Isi 'Bisik-bisik' Prabowo dan Trump di KTT Perdamaian Gaza?
-
Jelang Persalinan, Steffi Zamora dan Nino Fernandez Sudah Siapkan Nama?
-
Lepas dari Bayang-bayang Lagu Cinta, Rizky Febian Bikin Gebrakan Baru Lewat 'Alamak'
-
4 Look Kim Seol Hyun Bikin Jaket Jadi Statement OOTD yang Gak Bosenin!