Ilustrasi Kursi. (Pixabay)
Deretan hamparan-hamparan menancapkan utus cinta.
Duduk dan berdiri sama rendahnya, simbol perwujudan kesetaraan.
Nampak sikap gotong-royong yang tidak berkutif, namun butuh rasa untuk memaknainya.
Keikhlasan adalah persembahan utama untuk menyaksikan cerita.
Jamuan kopi hitam ilustrasi aroma rasa akan hangatnya cerita kehidupan.
Entah, seberapa lama sekucur tubuh diatas pundi-pundimu.
Tapi, balasan kesabaran meleburkan kelelahan.
Ini akan menjadi cerminan bagi manusia yang berakal.
Sungguh mulia dirimu sebagai penyambung lidah antar sesama.
Semua akan tersenyum dihari kemenagan.
Warna-warni pengikat keindahan telah memikau segalanya.
Walaupun, jasamu sebagian menganggapnya hanyalah sebatang benda kursi mati.
Baca Juga
-
QR Code Mau Digunakan tapi HP Ketinggalan? Tenang, Laptop Bisa Jadi Solusinya!
-
9 HP Buat Mahasiswa: Budget Pas-pasan, tapi Fitur Gak Kaleng-Kaleng!
-
Ikon Wi-Fi di Windows 11 Ngilang? Tenang! Ini Cara Mengembalikannya
-
6 Holder HP Motor Terbaik Buat Touring dan Harian, Anti-Goyang dan Anti-Jatuh
-
10 Tablet Murah Buat Belajar: Dompet Aman, Tugas Lancar, Mata Nggak Pegel
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Ulasan Buku Wabi Sabi: Filosofi Jepang Menyikapi Hidup Tak Sesuai Rencana
-
Sulit Atasi Masalah Sampai Seri ke-10, Pecco Bagnaia Minta Maaf ke Ducati
-
Penambahan Kuota Pemain Asing, dan Makin Terpinggirkannya Talenta Indonesia di Rumah Sendiri
-
The Book of Ichigo Ichie: Bukan Sekadar Hidup, Tapi Menghidupi Setiap Momen
-
Ulasan Freedom Writers, Bukti Pendidikan Jadi Alat Gebrak Sistem Sosial