Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Budi
Ilustrasi Anak Merindukan Sekolah Tatap Muka (Pixabay)

Ku duduk berdiam diri pada ruang kesunyian.

Menikmati kehangatan gedung-gedung para penguasa.

Rasa kedinginan menyengat dari  arus tekhnologi model sekarang.

Aku pun bergurau sambil membaca lembaran-lembaran koran.

Ku coba buka perlahan-lahan, lembar demi lembar.

Suasana makin ganas, kebijakan pun sering kali pro-kontra.

Aku tak tahu harus bagaimana?

Aku bukan pengambil kebijakan, bukan bula siapa-siapa.

Yang ada hanyalah menerima kenyataan dari semua diatur para penguasa negeri ini.

Deretan lembaran koran ku buka, telah aku temukan bahwa pembelajaran tetap online.

Dari daerah ke daerah telah mempertimbangkan itu semua.

Begitu pula kiranya arahan dari pemerintah pusat.

Pembelajaran masih masih online, sekolah pun tetap tutup.

Iya, tentu sebuah dilematis.

Dilema darurat Corona, dilema semangat belajar anak.

Sampai kapan harus begini, berapa lama lagi sekolahku terus menjauh.

Ingin aku berterik, bahwa aku merindukan duduk di sudut-sudut kelas.

Namun kondisi berkata lain, tak ada yang dapat melawan arusnya keadaan.

Majene, 14 Juli 2021

Budi