Ilustrasi stres, depresi [shutterstock]
Aku tertunduk di bawah pohon beringin
Sembari menatap burung camar bertebaran
Diriku terkulai lemas bak tersambar bedil
Jiwaku tergoncang-goncang kian lama
Ku tak tahu gerangan dosa apa yang kuperbuat
Hingga tatapan mata semuanya sinis padaku
Derita perundungan yang kian mencekikku
Sepanjang waktu tiada habisnya menghantuiku
Namun kupecut diriku yang selalu meratapi
Kupecut jiwaku untuk tetap tangguh bak baja
Kubusungkan dadaku kutegapkan ragaku
Bangkit kembali untuk menatap hidup ke depan
Walau terlihat sukar rasanya tapi kuyakin bisa
Bangkitkan harga diriku untuk kembali wibawa
Kuberikan sejuta maaf bagi siapa saja
Yang telah melakukan perundungan padaku
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Menyusuri Jejak Rekaman Sejarah dalam Balutan Fiksi di Karya Sastra
-
Review Buku Beruang di Lantai Atas: Metafora tentang Jiwa yang Rindu Kebebasan
-
6 Rekomendasi Film Buat Kamu yang Sedang Merasa Gagal, Bikin Bangkit Lagi!
-
Jurusan Kuliah Bukan Tongkat Sulap, Kenapa Harus Dibohongi?
-
Misteri Kematian Siswa SD Korban Bully: Intoleransi Mengintai di Sekolah Dasar?
Sastra
Terkini
-
Review Film Elio: Perihal Sepi, Luar Angkasa, dan Makhluk Asing
-
Ulasan Buku Miaw, Bahas Ilmu Manajemen dengan Cara yang Absurd
-
Kalah Kelas, Timnas Voli Indonesia Takluk di Tangan Bahrain Tiga Set Langsung
-
4 Drama Korea soal Time Travel Era Kerajaan yang Bikin Hati Campur Aduk
-
4 Ide Gaya Kasual Jisung NCT Dream untuk Tampilan Sederhana dan Modis