Ilustrasi pemandangan pagi. (Pexels/Wheeler)
Terduduk menunduk bersimbah air mata
Di bawang sorot lentera kuning nan terang
Kupautkan segala jiwa dan ragaku kepada-Mu
Bermuhasabah atas apa yang telah kuperbuat
Di malam yang sunyi nan suntuk sekali
Bermunajat merendahkan diri di hadapan-Mu
Lantunan Asma-Mu terlontar dari mulutku tanpa putus
Sesal dan takut akan perilaku nistaku
Ya Rabb aku sangat takut akan ancaman dan siksa-Mu
Kian lama kian hamba-Mu ini telah berlumur dosa
Terjatuh dalam kubangan lumpur nista lan durjana
Ku tak sanggup lagi menahan siksaan-Mu yang teramat pedih
Siksaan-Mu yang begitu nyata adanya bagi hamba-Mu yang nista
Ragaku ini terasa amat sangat kotor Segala larangan-Mu dengan entengnya kulanggar
Teramat amat hatiku ini menyesal selama-lamanya
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Mahasiswa PPG FKIP Unila Asah Religiusitas Awardee YBM BRILiaN Lewat Puisi
-
Menyelami Isu Gender, Kemanusiaan, dan Sosial Politik dalam Novel Saman
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Ulasan Novel Laut Bercerita: Catatan Kelam Gelombang Sejarah
-
Maret Kelam: Rakyat Muak, Sastra Orde Baru Jadi Pelampiasan!
Sastra
Terkini
-
Sukses di Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto Diisukan Latih Skuad untuk Sea Games 2025?
-
UNIS Tampilkan Pesona 'Sweet and Spicy' di Lagu Terbaru 'Swicy'
-
Sambil Nunggu F1 Tayang, Ini Dia 3 Film Balapan Seru yang Bisa Kamu Tonton!
-
Menghidupkan Semangat Ki Hadjar Dewantara dalam Politik Pendidikan Era AI
-
Harta Koruptor Aman, RUU Perampasan Aset Mandek Lagi