Ilustrasi senja (unsplash)
Lembayung senja perlahan menampakan diri
Di tengah keterasingan yang kian menyita kisahku
Aku pernah kehilangan arah
Tersesat ilusi yang menyilaukan mata
Aku telah terbiasa menunggu sang mentari tenggelam
Yang sekejap kemudian hilang ditelan gelapnya malam
Ketika mentari perlahan beranjak pergi
Merayap perlahan ditelan bumi yang fana
Sungguh langit yang begitu cantik kala itu
Dengan hiasan sekumpulan burung
Beranjak dari perantauan menuju sangkar
Ternyaman yang mereka miliki
Begitupula manusia, ketika senja mulai menyapa
Terdapat raga yang perlu diselamatkan
Dari siksaan malam yang memaksa diri menyukai gelap dan sepi
Baca Juga
-
Bikin Pekerjaanmu Jadi Lebih Mudah dengan 5 Aplikasi Kecerdasan Buatan Ini
-
Jangan Diremehkan, Inilah 5 Skill Dasar yang Harus Dikuasai Pekerja
-
Cari PTN yang Fleksibel? Simak Ulasan Kampus Universitas Terbuka Berikut
-
Terapkan Aturan Dua Menit, Inilah Cara Efektif Membentuk Kebiasan Baru
-
Inilah Alasan Mengapa Seseorang Memutuskan untuk Hiatus Media Sosial
Artikel Terkait
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
4 Alasan Buku Kumpulan Puisi Perjamuan Khong Guan Wajib Kamu Baca!
-
Puisi Wiji Thukul Kembali Menggema: Peringatan dalam Pusaran Ketidakadilan
-
Rayakan Hari Puisi Sedunia Lewat 5 Buku Puisi Terbaik Karya Sastrawan Dunia
-
Review Novel 'Metamorfosis': Ketika Manusia Dihargai Hanya Karena Berguna
Sastra
Terkini
-
3 Pencapaian Indonesia yang Bisa Bikin Malu Korea Selatan di AFC U-17, Pernah Kepikiran?
-
Kang Daniel Terjebak dalam Hubungan Cinta yang Menyakitkan di Lagu 'Mess'
-
Masuk Daftar Top Skor AFC U-17, Evandra Florasta Terbantu Kelebihan Mental Reboundnya
-
Zahaby Gholy, Pembuka Keran Gol Timnas U-17 dan Aset Masa Depan Persija
-
5 Rekomendasi Buku untuk Belajar Mindfulness ala Orang Jepang, Wajib Baca!