Ilustrasi Taman di Wina, Austria. (Pixabay.com/danielavaskova)
Angin berdesir mencium bibir mimpi,
Mengayunkan helai kayu pada dahan bisu.
Cahaya malam meredup di atap,
Meresap rindu menusuk aku.
Kalbu!
Kalbu hilang di taman-taman duka,
Kuncup merekah di taman-taman resah.
Hilanglah sudah!
Tiada mawar; tiada melati; tiada bunga matahari.
Taman yang riang menjadi padang yang gersang,
Sejak engkau pergi.
Bogor, 20 Juli 2021.
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Ulasan Film Never Back Down: Kisah Remaja yang Mendalami Mix Martial Arts
-
Ulasan Film Warrior: Kisah Kakak-beradik yang Kembali Bertemu di Atas Ring
-
Ulasan Film Unbroken: Kisah Atlet Olimpiade yang Menjadi Tawanan Perang
-
Ulasan Film The Fighter: Kisah Seorang Pria Meraih Gelar Juara Tinju Dunia
-
Ulasan Film Rocky: Kisah Petinju Lokal Meraih Kesuksesan di Dunia Tinju
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Sumarsih, Ibu yang Tak Pernah Lelah Menunggu Keadilan untuk Wawan
-
Nggak Cuma Soal Utang! Film Wasiat Warisan Bakal Bikin Sinefil Mewek
-
Azizah Salsha Kena Cancel Culture, Andre Rosiade Pasang Badan Bela Putrinya
-
Lafayette Coffee & Eatery: Nongkrong Cantik ala Princess Dubai di Malang!
-
'Duta Poligami', Fedi Nuril Balik Jadi Suami Dua Istri di Film Pangku