Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Fachry
Ilustrasi ibu bersama anaknya.(pixabay)

Aku ingin menulis sajak: sajak untuk ibuku.

Sajak yang barangkali hanya akan ku tulis sekali,

Selama hidupku yang secepat denyut nadi.

Ibu...

Kepada siapa lagi aku boleh mengadu,

Ketika aku diledek oleh teman-temanku saat kecil dulu.

Kepada siapa lagi aku boleh menangis,

Kala hatiku patah karena seorang gadis.

Hanya pangkuanmulah yang rela menerima segala derita,

Dari seorang bocah kecil lemah.

Ibu...

Dari rahimmu yang lembut,

Aku lahir.

Dan dari doamu yang tulus,

Aku besar.

Aku tahu, ibu,

Engkau bukanlah wanita yang sempurna.

Namun dirimu adalah surga bagi segala cinta.

Terimakasih, bu,

Telah merawatku sejauh ini.

Dengan belaian tangan dan kesabaranmu,

Kau tuntun aku melangkah pasti.

Aku tidak tahu, bu,

Bagaimana hidupku nanti apabila kau meninggalkanku lebih dulu.

Mungkin aku masih bisa bertahan,

Namun kau tahu, bu,

Aku tanpamu bagai ulat tanpa bulu...

Bogor, 24 Juli 2021.

Fachry