Ilustrasi Pena (Pexels.com/Karolina Grabowska)
Pena itu tak utuh lagi
Ia terasingkan, kini ia sendiri
Hanya bersama sepi dan sunyi
Pena itu berdiam diri merenungi
Ia enggan bicara
Siapa yang tega membungkamnya?
Siapa yang sebenarnya telah mematahkannya?
Aku tak tahu, pena itu tak mengerti jua
Mungkin pena itu rapuh seperti hati
Jatuh sedikit, tercerai-berai
Pecahannya berserakan memenuhi lantai
Pena itu tak lagi punya wajah yang berseri
Pena itu terus menangis
Sebab dirinya tak lagi bisa menulis
Tak ada lagi senyumnya yang manis
Karena ia tak akan bisa lagi melukis
Juli 2021
Baca Juga
-
Menggugat Sekolah yang 'Tak' Bersalah
-
Film Encanto: Tak Ada Keluarga yang Benar-benar Sempurna
-
Doctor Strange MoM: Menyelamatkan Dunia Bukan Perkara yang Membahagiakan
-
Privilese Spider-Man dan Batman serta Korelasinya dengan Konsep Berbuat Baik
-
Imam Al Ghazali dan Tuduhan Soal Penyebab Kejumudan Berpikir
Artikel Terkait
-
Jadi Penulis Itu Pilihan, Bukan Pelarian
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Dear Jakmania! Persija Kibarkan Bendera Putih untuk Jadi Juara BRI Liga 1
-
Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia, Sekuel tapi Beda Cerita?
-
Kontras dengan Judulnya, Ini Kisah Patah Hati di Lagu Key SHINee 'Easy'
Sastra
Terkini
-
Start Manis di Piala Asia U-17, Bukti Indonesia Punya Bibit Bertalenta?
-
Piala Asia U-17 Matchday 1: Pasukan Garuda Muda Berjaya di Tengah Raihan Minor Wakil ASEAN
-
Sinopsis Film 'Virus', Bae Doona Terjangkit Virus yang Bikin Jatuh Cinta
-
Tarif Baru AS: Pukulan Telak bagi Ekspor Indonesia?
-
Ubisoft Tutup Studio di Leamington, Strategi Bertahan atau Tanda Krisis?