Ilustrasi Debu Jalanan. (Pixabay)
Merangkai-rangkai di pinggir jalan.
Berhambur di sepanjang jalan kota.
Terbang ke awan mencari tempat.
Menembus batas sampai tak terlihat.
Pinggiran kota kini mulai kau penuhi.
Memikat pada setiap sudut-sudut rumah.
Menempelkan diri sehingga tampak buram.
Hingga akhirnya menghilngkan cahaya gemilang.
Bukan tanpa sebab.
Debu jalan lahir dari ulah modernisasi.
Polusi satu rangkai dari debu jalanan itu.
Hingga debu pun dapat menjadi sumber wabah bagi manusia.
Majene, 28 Juli 2021
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Iklan Premium, Isi Refill: Mengapa Pemimpin Kompeten Sulit Menang?
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Remaja, Keranjang Oranye, dan Ilusi Bahagia Bernama Checkout
-
Banjir Sumatra dan Mimpi Indonesia Emas: Mau Lari ke Mana Kalau Lantainya Amblas?
-
Ahli Gizi: Pahlawan Super yang Cuma Ditelfon Kalau Badan Sudah Ngeluh Keras
Artikel Terkait
Sastra
Terkini
-
Japan Youth Summit 2025 Sukses Digelar, Delegasi dari 25 Negara Bawa Pulang Penghargaan
-
4 Rekomendasi Parfum Mykonos untuk Pria, Maskulin dan Tahan Lama
-
Trailer The Odysseus Rilis, Petualangan Mitologis Odysseus Resmi Dimulai
-
Tiga Tokoh Internasional Hadir di Japan Youth Summit 2025, Sampaikan Pesan Perubahan Global
-
Japan Youth Summit 2025: Ajang Pertemuan Pemuda Dunia untuk Masa Depan Berkelanjutan