Tak terasa olehku tiba di penghujung fajar.
Bersama malam panjang telah aku lalui.
Mimpi yang menghanyutkan.
Terlelap dan lupa waktu.
Kedok suara ayam telah lama pergi.
Cicauan burung-burung mulai akan berhenti.
Waktu fajar sedikit lagi tampak.
Aku masih enak dalam tidurku.
Waktu fajar sudah mau pergi.
Aku tak sempat bersenda gurau dengannya.
Bermunajat pada Tuhan.
Berdoa akan hidup di pagi hari.
Fajar menjauh karena aku terlelap dan lupa diri.
Waktu tak akan terputar lagi.
Fajar berlalu dan kini tinggal setetes embun.
Yang tak bergegas pasti akan tertinggal.
Camba Majene, 2 Agustus 2021
Baca Juga
-
Kolaborasi Tim Peserta Pilkada Polewali Mandar 2024 Melalui Gerakan Pre-Emtif dalam Pencegahan Politik Uang
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
Artikel Terkait
-
Amplop 'Serangan Fajar' Rohidin Mersyah Sebagian Sudah Didistribusikan, KPK: Mulai Rp 20 RIbu
-
Mengenal Asal Usul Serangan Fajar, Praktik Politik Uang yang Merusak Demokrasi
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
Awas Serangan Fajar Jelang Pilkada, Bagaimana Hukumnya Jika Menerima?
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
Sastra
Terkini
-
Review Film Heretic, Hugh Grant Jadi Penguji Keyakinan dan Agama
-
3 Rekomendasi Two Way Cake Lokal dengan Banyak Pilihan Shade, Anti-Bingung!
-
4 Daily OOTD Simpel nan Modis ala Chae Soo-bin untuk Inspirasi Harianmu!
-
Inspiratif! Ulasan Buku Antologi Puisi 'Kita Hanya Sesingkat Kata Rindu'
-
3 Peel Off Mask yang Mengandung Collagen, Bikin Wajah Glowing dan Awet Muda