Ilustrasi Penghujung Fajar. (Pixabay)
Tak terasa olehku tiba di penghujung fajar.
Bersama malam panjang telah aku lalui.
Mimpi yang menghanyutkan.
Terlelap dan lupa waktu.
Kedok suara ayam telah lama pergi.
Cicauan burung-burung mulai akan berhenti.
Waktu fajar sedikit lagi tampak.
Aku masih enak dalam tidurku.
Waktu fajar sudah mau pergi.
Aku tak sempat bersenda gurau dengannya.
Bermunajat pada Tuhan.
Berdoa akan hidup di pagi hari.
Fajar menjauh karena aku terlelap dan lupa diri.
Waktu tak akan terputar lagi.
Fajar berlalu dan kini tinggal setetes embun.
Yang tak bergegas pasti akan tertinggal.
Camba Majene, 2 Agustus 2021
Baca Juga
-
10 Cara Mengatur HP agar Bisa Melantunkan Al-Quran Semalaman Tanpa Khawatir Baterai Rusak
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
Artikel Terkait
-
Diam-Diam Romantis, Nagita Slavina Bikin Puisi Cinta Menyentuh untuk Raffi Ahmad
-
Waktu Puasa Syawal 2025, Apakah Masih Ada?
-
Lakoni Banyak Adegan Kesurupan di Film Waktu Maghrib 2, Muzakki Ramdhan: Benar-Benar Liar
-
Rezeki Seret? Amalkan Dzikir Pagi Petang Ini! Dijamin Berubah Sesuai Sunnah
-
Ine Febriyanti dan Bima Azriel Blak-blakan: Pengalaman 'Pernah & Nggak Pernah' yang Bikin Ngakak!
Sastra
Terkini
-
Dies Natalis UAJY ke-60: Lomba Dongeng Bahasa Indonesia Jadi Jembatan Budaya Mahasiswa Internasional
-
Ulasan Novel Resist Your Charm: Dilema Antara Cinta dan Keluarga
-
Orang Tua dan Guru: Dua Pilar Pendidikan yang Sering Tak Searah
-
Jung Kyung Ho Bisa Lihat Hantu? Intip 3 Tokoh Unik di 'Oh My Ghost Clients'
-
Tak Peduli Omongan Orang, NEXZ Pilih Jadi Diri Sendiri di Lagu Baru O-RLY?