Ilustrasi Hujan. (Pixabay)
Jemari menutup mataku.
Melelapkan tidurku saat pagi indah.
Membayangkan masa laluku yang suram.
Merindu pada masa depan yang indah.
Ku ingin menitip salam.
Mengirim rindu yang terpendam.
Semoga hujan mampu mengantarkannya.
Menyemai yang di sana tentang rinduku.
Hujan yang terus turun.
Membasahi tanah agar dapat tumbuh subur.
Memberikan kehangatan di pagi yang indah.
Hingga mempertontonkan dirinya yang sebenarnya.
Hujan kini mulai reda.
Semoga rinduku dapat tersampaikan.
Mewujudkan apa yang aku inginkan.
Dan pada akhirnya aku pun tak berkata apa-apa lagi.
Gubuk Marhaenis, 13 Agustus 2021
Tag
Komentar
Berikan komentar disini >
Baca Juga
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial
-
Remaja, Keranjang Oranye, dan Ilusi Bahagia Bernama Checkout
-
Banjir Sumatra dan Mimpi Indonesia Emas: Mau Lari ke Mana Kalau Lantainya Amblas?
-
Ahli Gizi: Pahlawan Super yang Cuma Ditelfon Kalau Badan Sudah Ngeluh Keras
-
Logika Sesat dan Penyangkalan Sejarah: Saat Kebenaran Diukur dari Selembar Kertas
Artikel Terkait
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Dari Lubang Kecil Bernama Biopori, Kita Belajar Mengurai Genangan Saat Hujan Turun
-
Kabupaten Serang Banten Direndam Banjir
-
Waspada! 5 Bahaya Mikroplastik yang Diam-Diam Mengancam Kesehatan Tubuh
Sastra
Terkini
-
Pesan untuk Para Ibu di Hari Ibu: Jangan Lupa Mengapresiasi Diri Sendiri
-
Jangan Terjebak Ekspektasi, Ini Cara Sehat Mengelola Tekanan Sosial
-
Jangan Anggap Sepele! Larangan Selama Kehamilan yang Sering Diabaikan
-
4 Moisturizer yang Ampuh Berikan Efek Brightening dan Perkuat Skin Barrier!
-
CERPEN: Banjir di Hari Pernikahan