Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Budi
Ilustrasi Sosok Wanita Sederhana. (Pixabay)

Aku tak mampu meredam rasa.
Memandangi dengan penuh khidmat dan kasih sayang.
Merajut rasa akan cinta abadi dan dapat bertahan selamanya.
Harapan yang tulus agar dapat memilikinya.

Aku tersanjung dengan diriku sendiri.
Memandangi dengan perasaan yang tulus dan penuh kasih sayang.
Sosok wanita cantik namun sangat sederhana.
Ia begitu polos dalam mengarungi kehidupan yang penuh pana ini.

Senja di sore hari makin larut.
Aku duduk membisu dan terpana akan dirinya.
Di depanku ia duduk tersenyum manis.
Hingga aku pun malu dengan diriku sendiri.

Aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku.
Terkagum namum tak mampu berkata apa-apa kepadanya.
Hingga diriku pun merasa tak ada gunanya di depannya.
Seakan diri ini terasa mati dengan sekejap saja.

Aku masih membisu memandangi sosok wanita sederhana itu.
Ia duduk di kursi dengan sedikit senyum.
Behagia dengan dirinya sendiri justru membuat aku tak punya daya untuk mendekat.
Ia terus melambai-lambai seakan memberikan sinyal harapan.

Sosok wanita sederhana masih tetap memukau.
Raut wajahnya yang polos dan alami.
Putih bening menghanyutkan mata batinku.
Dan ia pun hanya memakai bahan alami untuk merawat tubuhnya.

Sungguh susah wanita seperti itu yang menyaingi kesederhanaannya.
Bukan hanya sederhana tentang diri dan tubuhnya.
Bahkan ia lebih sederhana atas perbuatan dan sikapnya.
Sungguh dirinya pun begitu mulia melebihi orang-orang di sekitarnya.

Camba Majene, 24 Agustus 2021

Budi