Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka
Ilustrasi gunung. (pixabay.com)

Akhirnya kupijak juga ilalang yang berada dalam puncak bukit tuk menatap pemandangan gunung dalam suasana pagi penuh hamparan cahaya kuning sang matahari.

Decak kagum pada diriku dari kejauhan tampak gunung berwarna putih penuh salju tebal. Matahari tersenyum memberikan sapaan salam pagi dalam kasih akan semburan cahaya kuning.Terlihat pemandangan gunung yang berwarna putih dengan taburan salju yang menyelimuti gunung.

Tampak awan tebal yang menghiasi suasana pagi hari begitu jernih. Langit biru di angkasa dengan biru mudanya tanpa terluka oleh mendung. Dengan jaket tebal yang melindungiku dari sergapan udara dingin yang memeluk diriku takkan hilang.

Dinginnya waktu pagi hari takkan menyurutkan rasa bahagia memandang sebuah gunung dari kejauhan. Saujana gunung terasa sekali anggun dan sangat mempesonakan.

Nikmat dalam kesejukan menatap langsung gunung dari kejauhan. Sebuah bukit yang kutapaki selama berhari-hari penuh badai ujian. Ditemani tebalnya kabut yang menghadang raga.

Dalam pelukan kabut tebal yang terus menyelimuti sepanjang jalan mendaki bukit. Dengan perjuangan yang keras dan tanpa tertancap rasa menyerah. Tak terasa ditemani tebalnya kabut hingga menggapai puncak bukit.

Betapa senangnya hatiku akhirnya menggapai puncak bukit. Mendaki bukit yang telah lama kurindukan. Ingin sekali kudaki bukit hingga bisa menatap indahnya pemandangan gunung.

Terhampar ilalang yang hijau sepanjang mendaki bukit. Sungguh betapa cantiknya gunung yang membuat terpana hatiku akan tanda kebesaran Illahi. Syukur terucap dari lisan atas segala keindahan ciptaan-Nya yang sangat hebat.

Bersujud syukur akhirnya berhasil kutatap langsung pemandangan gunung dengan mata kepalaku sendiri.

Taufan Rizka