Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Ilustrasi Tetesan Air. (pixabay.com)

Kenikmatan sejati penabur harapan bagi seantero buana. Ya kenikmatan itulah yang bernama air. Tumpah ruah air yang tersimpan sangat rapat di bumi. Bumi menaungi limpahan air yang tak bisa terhitung dalam nalar matematis.

Air bergoyang tumpah ruah menebar faedah yang sangat utama bagi alam yang terulur luasnya tak terhitung jumlahnya. Sangat memberikan bermilyar-milyar ilham kebaikan tuk perturutan kehidupan yang terus kalakian.

Tergambar limpahan air di dunia yang menghantarkan sebuah naungan pelipur kekeringan bagai oase di padang pasir. Air yang menebarkan nilai-nilai arti kurnia yang sangat tak ada timpalannya. Sungguh khazanah rejeki yang tak bisa dianggap percuma.

Hanyalah ulah tangan-tangan busuk nan tamak yang menghisap khazanah air yang tersimpan sangat melimpah di dalam bumi. Kesia-siaan kehidupan kala air yang berlimpah diambil terus-menerus tak pernah tidur.

Sangat sayang beribu sayang kala air dihisap dengan sadisnya. Kala manusia seantero buana masih berharap uluran kasih dari air demi kehidupannya. Sementara ketamakan para gerombolan manusia laknat menghisap air dengan licik.

Air dihisap demi pemuas kehidupan gedung-gedung sangat megah. Girang hati gedung-gedung mewah menikmati air yang berlimpah yang telah dihisap. Sangat disesalkan tingkah mereka yang kalap perangainya.

Air yang sangat tersayang yang kian genting dalam krisis air yang sangat parah. Kehidupan terasa mati bila air telah musnah seketika dalam gapaian orang-orang licik yang telah membobol segala kekayaan air.

Taufan Rizka Purnawan