Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Taufan Rizka Purnawan
Ilustrasi Ketertinggalan. (Pixabay.com)

Segala ketertinggalan yang terpetik pada pahatan kehidupan yang telah terlampaui dalam sebuah kesahajaan. Sebuah masa yang sangat cepat hebatnya melangkah. Melangkah tak pernah berhenti. Masa yang berputar secara terus-terusan.

Kian zaman yang melewati banyaknya ketertinggalan. Kini zaman telah menabur segala kemajuan yang ada. Kemajuan yang melesat sempurna dengan segala permai kehidupan yang telah berubah seketika. Perubahan yang membawa pikiran menjadi luwes.

Segala keluwesan dalam nalar yang bertengger pada alam pikiran manusia. Nalar yang tercipta dengan sempurna tanpa tergores tuna sedikitpun. Ketertinggalan hanyalah sebuah benda yang telah usang.

Ketertinggalan telah usai terlampaui yang terkikis perlahan demi perlahan. Setahap demi setahap lenyap seketika ketertinggalan. Yang membawa mundurnya peradaban manusia dengan akal dan daya pikirnya.

Peradaban yang seolah dipaksa melangkah pada tempatnya. Tak ada ruang kebebasan yang disediakan dalam menyalurkan segala pemikiran yang terpatri dalam kepala. Seolah ketertinggalan membuat kerangkeng abadi dalam kemajuan yang semakin terhalangi.

Dunia kan berubah dengan segala hamparan peradaban yang telah menyihir semua kehidupan. Layaknya sebuah rekayasa agung pada dunia. Manusia seantero dunia menikmati kemajuan zaman buah segala pemikiran cemerlang.

Pemikiran lampau yang merubah semua tatanan tingkah kehidupan dengan karya-karya yang sangat agung. Mahakarya begitu mengesankan hati dalam menatap lebih jauh permai dari pemikiran lampau. Tiada lagi ketertinggalan yang teronggok saat ini.

Taufan Rizka Purnawan