Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Rico Andreano Fahreza
Ilustrasi Angka Nol. (pixabay.com)

Sebuah angka bernama nol yang memulai langkah detak setiap yang bernyawa. Yang memacu dalam rona hidup yang selalu naik turun. Naik turun jalannya hidup yang ditempuh masing-masing manusia.

Seakan manusia terpacu terus-menerus tak pernah berakhir. Segala badai yang menemani angka nol dalam derap langkah yang menusuk dimensi dan waktu. Bagaikan hentakan yang menyentuh batin.

Mengertilah segala gerakan yang mengawali awal jalan. Awal jalan yang bergetar kian meledak. Nol yang memaksa rintisan kehidupan dalam pahatan sinar.

Menggapai setiap alunan langkah yang perlahan menentukan keberlangsungan setiap bergerak. Yang berseru memeluk seluruh kehampaan yang menggugah.

Sangat berharga setiap faedah yang terpetik ke dalam nuansa pergerakan yang berpijak di bumi. Berpijak selama bumi memberikan semua naungan.

Berderma alamiah dengan misteri yang masih saja tersimpan yang terkunci amat rapat. Ikatan benih-benih awal yang berjalan sangat sempurna. 

Mengubur semua perasaan yang menghantui dalam kelabu alam lampau. Alam lampau yang bergurat menembus sudut ruang. Luar biasanya si kelabu yang kaya kiasan catatan hitamnya.

Memusuhi bayangan gelap berdendang menyuguhkan ceruk-ceruk kotor yang sangat membuat jijik nan tak elok dilihatnya. Hunian permai pelita kepolosan yang diteguk enaknya.

Tegukan kilau waktu mendatang dengan lukisan seuntai bias harapan yang entah yakin atau tidaknya bisa dilewati yang menandakan keraguan yang pasti kian berlelah juga.

Rico Andreano Fahreza