Hari masih gelap di suatu kampung yang sunyi
Seorang pemuda menyusuri jalan sambil bernyanyi
Mengayuh sepeda tua yang telah kusam
Tak membuat wajahnya berubah masam
Baginya hari ini seperti hari kemarin dan selumbari
Akan dijalaninya dengan berjalan ataupun berlari
Budi, begitu orang di kampung memanggilnya
Menyingkat nama Setia Budi pemberian ayahnya
Perjalanan yang ditempuh masih jauh dari sampai
Budi berhenti bukan karena ada sosok semampai
Namun karena gemeretak berisik rantai sepeda
Memaksa perjalanannya menjadi tertunda
Di tapal batas Budi pun berjongkok dan memeriksa
Membetulkan rantai sepeda tanpa putus asa
Terkejut oleh uluran jemari bersih dan halus
Memberinya minum disertai senyum tulus
Lidah Budi kelu, seketika diam tanpa kata
Melihat mata yang lebih indah dari permata
Melihat paras secantik putri dalam dongeng
Berbeda dengan wajah tetangganya yang cengeng
Tak terjadi percakapan yang berlebihan
Hanya menyebut nama layaknya perkenalan
Lembut suara gadis itu menyebut namanya Putri
Tetapi segera dalam hati Budi nama itu terpatri
Budi baru hendak mengucapkan terima kasih
Ketika terdengar suara memanggil penuh kasih
Sang ibu memanggil dari dalam mobil merah
Terlihat olehnya Budi dan menjadi marah
Terdengar kalimat angkuh dari sang ibu
Ia tak suka Putri berbicara kepada babu
Remuk perasaan Budi bagai gelas tergilas
Semua perasaan bahagia terbang lepas
Budi seakan baru saja ditampar
Tinggalkan mimpi dan ia pun tersadar
Ada banyak sayuran yang harus dibeli
Untuk dibawa ke kampung dan dijual kembali
Budi pun mengayuh sepeda dengan kencang
Walau sepedanya sudah laksana orang pincang
Yang penting dapat tunai tugasnya hari ini
Sebagai bakul sayur di kampung sendiri
Walau untung tidaklah besar
Budi belum pernah menjadi gusar
Baginya asal bisa membantu ayah dan ibu
Cukuplah tenang terasa sampai kalbu
Tapi sejak pertemuan dengan Putri
Bayangan masa depan membuatnya ngeri
Takut jika ia hidup dengan cara seperti ini
Mendekati Putri hanya akan menjadi mimpi
Budi masih setia sebagai bakul sayur
Kali ini semua telah terencana dan teratur
Sembari melanjutkan tugas menuntut ilmu
Menyisihkan semua kesenangan semu
Budi bertekad merubah nasib di masa depan
Dimulai dari niat dan perencanaan
Agar kelak Budi menjadi pantas
Saat menjemput Putri di tapal batas
Borneo, September 2021
Baca Juga
-
3 Kesalahan saat Mengenakan Pakaian Baru di Tempat Kerja
-
3 Kebiasaan Buruk yang Membuat Meja Kerja Kamu Sering Berantakan
-
5 Tips Mengubah Hobi Membuat Buket Bunga Jadi Uang, Berani Coba?
-
3 Ide Hadiah untuk Seorang Backpacker, Pilih yang Praktis!
-
3 Macam Celebrity Worship, Jangan sampai Kebablasan Memuja!
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Bertajuk Selamat Datang Bulan, Kumpulan Puisi Ringan dengan Makna Mendalam
-
Dari Kelas Berbagi, Kampung Halaman Bangkitkan Remaja Negeri
-
Link Nonton Zona Merah: Saat Aghniny Haque Bertarung Lawan Mayat Hidup!
-
Tanpa Sadar, Ini 5 Tanda Kamu Sudah Menerapkan Frugal Living
-
6 Tips Konsumsi Minuman Kesehatan untuk Turunkan Berat Berat Badan: Konsistensi Tetap Utama
Sastra
Terkini
-
Janji Menguap Kampanye dan Masyarakat yang Tetap Mudah Percaya
-
Kehidupan Seru hingga Penuh Haru Para Driver Ojek Online dalam Webtoon Cao!
-
4 Rekomendasi OOTD Rora BABYMONSTER yang Wajib Kamu Sontek untuk Gaya Kekinian
-
Dituntut Selalu Sempurna, Rose BLACKPINK Ungkap Sulitnya Jadi Idol K-Pop
-
Ulasan Film The French Dispact: Menyelami Dunia Jurnalisme dengan Gaya Unik