Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Dream Praire
Ilustrasi sungai di hutan. (Pixabay)

Mentari tersenyum bahagia kepada bumi

Disambut barisan pohon-pohon yang bersemi

Angin menari menggoda sekumpulan kembang

Bersama kupu-kupu,  lebah dan  juga kumbang

Hamparan ketenangan terasa damai

Laksana lukisan pemandangan nan permai

Hijau rumput lembut melapisi tanah coklat

Samarkan  keberadaan  kepik-kepik kecil yang mengkilat

Burung di dahan terkantuk nyaris tak terusik

Walau dedaunan kering menimbulkan bunyi kersik

Karena terinjak seekor belalang yang berlarian

Menganggap perburuan sebagai pertunjukan tarian

Seekor kelinci putih mengintip dari dalam liang

Meloncat keluar berlari lalu menghilang

Keong merayapi batang ilalang yang bergoyang

Membuat serbuk diujung bunga terbang jatuh melayang             

Seekor kucing berbulu kelabu duduk mematung

Matanya mengikuti kawanan kupu-kupu seolah  sedang menghitung

Hidung kecilnya mendadak berkerut mengusir gatal

Serbuk sari  yang menempel pun segera menyebar  terpental

Kupu-kupu berterbangan  tak peduli pada si kucing

Rasa penasaran si kucing semakin terpancing

Kucing mengambil posisi memasang kuda-kuda

Daun telinga tegak menanti dengan waspada

Kala sayap merah menggoda dengan terbang rendah

Kucing melesat cepat namun si merah sudah berpindah

Seekor kutilang mentertawakan kucing dari atas dahan

Kucing pun pergi dengan acuh melangkah perlahan

Ketenangan kembali dalam irama gemericik air

Perlahan-lahan namun dengan pasti mengalir

Ikan-ikan kecil berwarna-warni  berkelompok berlarian

Sesekali menyenggol ikan berbeda yang melenggang sendirian

Walau sepanjang hari  sungai setia dalam keadaan hening

Banyak mahkluk berkaca pada pantulannya yang bening

Hari berubah dari pagi menjadi siang lalu sore berlanjut malam

Dan kisah pun beralih tema ketika matahari benar-benar tenggelam

                              Borneo, Oktober 2021

Dream Praire