Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | M. Fuad S. T.
Kevin Diks saat memperkuat Timnas Indonesia (instagram/@fc_kobenhaavn)

Kampanye Timnas Indonesia dalam memperebutkan tiket putaran final Piala Dunia 2026 kian berat. Hal ini tak lepas dari hasil minor yang didapatkan oleh Jay Idzes dan kolega pada matchday ketujuh babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia ronde ketiga grup C melawan Australia.

Menyadur laman AFC, pertarungan antara Indonesia melawan Australia sendiri berakhir dengan kekalahan telak skuat Garuda. Tak tanggung-tanggung, lima gol digelontorkan oleh tuan rumah Australia ke gawang Maarten Paes, sementara di sisi lainnya tim tamu hanya mampu melesakkan satu gol balasan saja.

Bukan hanya gelontoran lima gol Australia saja yang mewarnai pertarungan antara Timnas Indonesia melawan Australia, pada laga tersebut, juga terdapat sebuah momen yang cukup menyesakkan, terutama bagi para pendukung Pasukan Merah Putih.

Bagaimana tidak, sepertimana yang dirilis oleh laman match report AFC, pada laga yang berlangsung di Sydney Football Stadium tersebut, sejatinya Jay Idzes dan kolega berpeluang untuk unggul terlebih dahulu di awal laga.

Pada menit ke-8, Timnas Indonesia mendapatkan hadiah penalti imbas dari pelanggaran yang dilakukan bek Australia kepada Rafael Struick. Namun sayangnya, eksekusi dari Kevin Diks hanya membentur mistar gawang, dan bola rebound tak mampu dikonversi menjadi gol bagi Timnas Indonesia.

Jika dianalisis lebih mendalam, sejatinya banyak beban yang tersemat di pundak Kevin Diks ketika melakukan eksekusi penalti tersebut. Setidaknya, ada tiga hal utama, mengapa pemain FC Copenhagen tersebut terbebani dalam melakukan eksekusi.

Apa sajakah itu?

1. Beban Mencetak Gol Perdana bagi Timnas Indonesia

Jika Kevin Diks berhasil mencetak gol ke gawang Australia melalui titik penalti, maka gol tersebut akan menjadi gol perdananya bagi Timnas Indonesia.

Sepertimana menyadur laman transfermarkt.com, laga melawan Australia adalah pertandingan kedua bagi pemain FC Copenhagen tersebut bersama skuat Garuda setelah momen debutnya melawan Jepang pada bulan November 2024 lalu.

Tentu menjadi sebuah hal yang wajar bagi setiap pemain untuk bisa segera menyumbangkan gol bagi negara yang dibelanya di pentas internasional.

Namun sayangnya, peluang untuk pecah telur di laga melawan Australia tersebut justru menjadi beban bagi Diks, hingga akhirnya berujung kegagalan untuk mencatatkan gol pertamanya bagi Pasukan Merah Putih.

2. Beban untuk Membawa Keunggulan Timnas Indonesia

Selain beban mencetak gol pertama untuk Timnas Indonesia, eksekusi penalti Kevin Diks ke gawang Australia tersebut juga memberikan beban tersendiri kepadanya untuk membawa keunggulan tim.

Berdasarkan unggahan video kanal YouTube AFC Asian Cup (20/3/2025), hadiah penalti dari wasit Adham Makhadmeh asal Yordania tersebut diberikan pada menit ke-8, ketika kedudukan masih sama kuat 0-0.

Mendapatkan hadiah penalti ketika pertandingan masih baru dimulai, tentu membuat banyak kalangan berharap tugas tersebut bisa ditunaikan dengan baik.

Rekan setim, pelatih, suporter dan semua pihak yang berada di pihak Indonesia, tentu menyematkan harapan tinggi kepada eksekusi penalti ini, agar nantinya bisa membawa keunggulan dan membuka peluang membawa pulang poin dari sang lawan.

Namun sayangnya, harapan tinggi itu justru harus terkubur dalam, karena Kevin Diks ternyata tak mampu untuk menjalankan amanah itu dengan baik.

3. Harus Berhadapan dengan Kiper yang Sudah Familiar 

Beban ketika Kevin Diks saat mengeksekusi penalti ini adalah, dirinya harus berhadapan dengan lawan yang sudah cukup familiar.

Menurut data di laman transfermarkt.com, Mathew Ryan dan Kevin Diks pernah berada satu tim di FC Copenhagen pada musim 2022 lalu. 

Sudah pasti, karena Ryan dan Diks berada dalam satu tim, kedua pemain ini sudah hafal karakter bermain satu dengan lainnya, termasuk dalam hal eksekusi penalti.

Terlebih, Kevin Diks sendiri adalah pemain yang menjadi salah satu andalan Copenhagen untuk menjadi algojo penalti, sehingga sudah sangat mungkin berlatih skema ini dengan Mathew Ryan.

Buktinya pun cukup jelas, meskipun tak menjangkau tembakan penalti Diks, Ryan dengan akurat berhasil menebak arah tembakan pemain Indonesia tersebut.

Nah, itulah 3 beban yang dirasakan oleh Kevin Diks saat menjadi eksekutor tendangan penalti Timnas Indonesia. Karena banyaknya beban yang harus ditanggung, sepertinya memang pantas saja ya jika eksekusi tersebut menuai kegagalan.

Ah, semoga Kevin Diks belajar banyak dari kegagalan ini!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

M. Fuad S. T.