Jejak sejarah itu ada beragam rupa dan bentuknya. Ada bangunan, benda-benda, infrastruktur, kesenian, budaya, kisah tokoh-tokoh, kuliner dan banyak lainnya. Bangunan bisa rusak oleh usia, kisah tokoh-tokoh bisa hilang dan dilupakan dari ingatan generasi yang tidak peduli, kesenian dan budaya bisa hilang ditelan kemajuan dan perubahan zaman.
Lalu bagaimana dengan jejak sejarah pada citarasa kuliner yang melegenda? Tentu saja citarasa kuliner yang meskipun telah melegenda bisa juga hilang ditelan perubahan zaman dan berbagai inovasi yang mengiringinya. Perubahan dan perkembangan alat masak, perubahan tren selera lintas generasi dan hilangnya resep warisan dan banyak masalah lainnya.
Untungnya DKI Jakarta yang pada 22 Juni 2021 kemarin telah memperingati hari ulang tahunnya yang ke-494 masih berhasil menyimpan beberapa spot kuliner yang melegenda karena telah turut menjadi saksi sejarah perkembangan ibu kota hingga sekarang. Spot-spot kuliner yang masih bertahan dari masa lalu bahkan mampu menyimpan segudang histori dan perjalanan berharga yang patut dijaga oleh kita bersama. Berikut beberapa spot kuliner legendaris di Jakarta tersebut:
1. Kopi Es Tak Kie (1927)
Kedai Kopi Es Tak Kie ini didirikan oleh seorang perantau dari Tiongkok bernama Liong Kwie Tjong. Kedai kopi yang telah melegenda ini resminya berdiri di Jakarta sejak 1927.
Pemberian nama Tak Kie sendiri dimaksudkan untuk mengabadikan pesan khusus yang ingin disampaikan oleh sang pemilik atau pendirinya agar para penerusnya selalu tampil sederhana dan kerja keras.
Kini mereka telah memasuki generasi ketiga dan telah berkembang menjadi lima cabang. Secara disiplin mereka tetap menjaga cita rasa klasik secara turun-temurun. Kopi Es Tak Kie juga tak enggan berinovasi dan senantiasa beradaptasi dengan perkembangan zaman misalnya melalui promosi di media sosial sampai menyediakan layanan pembayaran digital untuk menjaga eksistensi lintas generasi dan tak ditinggalkan.
2.Soto Betawi H. Ma’ruf (1943)
Kisah eksistensi soto ini dimulai sejak tahun 40-an sebelum Indonesia merdeka. Saat itu, Haji Ma’ruf, orang Betawi asli Cikini memilih mencari nafkah dengan melakukan jualan soto pikul keliling.
Upaya tersebut dijalani Haji Ma’ruf secara tekun hingga cukup lama. Barulah pada tahun 60-an, Haji Ma’ruf mulai mendirikan tenda yang kemudian semakin berkembang menjadi restoran di daerah Cikini.
Memang resep sotonya menghadirkan keunikan tersendiri. Haji Ma’ruf menambahkan sedikit susu sapi murni sehingga kuah sotonya terasa menjadi semakin gurih dan sedikit mengental.
Tentu saja saat ini sudah banyak soto yang melakukan trik yang serupa. Namun yang jelas, dibalik kesederhanaan semangkuk soto Betawi H. Ma’ruf, telah terselip sebagian kisah perjalanan kota Jakarta dari tahun 40-an hingga menginjak era generasi alpha sekarang ini.
3. Mie Gondangdia (1968)
Salah satu jajanan berat yang banyak digemari masyarakat selain nasi adalah mie. Nah jika kamu termasuk penggemar mie, maka kamu wajib mencicipi mie legendaris di DKI Jakarta yang sudah berdiri sejak 1968 ini.
Meski legendaris dan terkenal, namun bisa dibilang tidaklah gampang untuk menemukan warung mie ini. Pasalnya, pada resto mereka yang menempati lokasi di Jalan RP Soeroso No. 36, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, kedai Mie Gondangdia tidak memiliki atau memasang plang atau penanda di depan restonya.
Meski tak memiliki penanda agar mudah dikenali namun mie ini selalu dicari pasalnya, hingga memasuki generasi ke-4 sekarang, Mie Gondangdia masih bisa mempertahankan rahasia resep dan cita rasa autentiknya. Tekstur mie yang kenyal dicampur potongan ayam, sawi, jamur, dan bumbu rahasia mampu menarik perhatian banyak orang. Salah satunya adalah Presiden ke-5 RI, Megawati.
Menjadi legenda bukan berarti tabu melakukan inovasi dan perbaikan layanan. Karena itulah walau telah menjadi saksi sejarah sejak tempo dulu, Mie Gondangdia terus beradaptasi sesuai zaman, salah satunya adalah menghadirkan layanan pembayaran digital produk marketplace era gen-Z sekarang , yaitu layanan ShopeePay di gerainya.
4.Es Pluit Acen (1985)
Sebagai negara beriklim tropis alias panas, maka es merupakan salah minuman favorit yang sangat disukai masyarakatnya. Karena itulah sebagai salah satu selingan dan penyegar dahaga, kedai es Pluit Acen yang legendaris ini tidak boleh kita dilewatkan.
Didirikan sejak tahun 1985, Es Pluit Acen telah menjelma sebagai salah satu destinasi jajanan favorit warga Jakarta. Mereka menyajikan 24 varian es beserta 30 jenis topping pendamping yang dapat dipilih sesuai selera. Tentu saja berkat kemajuan teknologi, beragam varian es yang baru terus saja bermunculan. Baik yang diproduksi oleh rumahan, warungan, resto, hingga pabrikan. Namun di tengah semakin merebaknya varian es modern saat ini, kesegaran dan cita rasa khas yang ditawarkan Es Pluit Acen tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat.
5.Sop Buntut Ibu Samino (1973)
Sop buntut merupakan salah satu hidangan klasik yang mengenyangkan. Nah kalau bercerita tentang sop buntut, maka Sop Buntut Ibu Samino ini tak bisa dilewatkan begitu saja.
Pertama kali didirikan pada tahun 1973 di Bendungan Hilir, Sop Buntut Ibu Samino berkembang cukup pesat. Saat ini, mereka telah memiliki banyak cabang. Total ada 11 cabang yang tersebar di berbagai wilayah. Menu andalannya seperti sop buntut bakar, sop buntut balado, hingga sop buntut goreng, selalu dicari oleh para penggemarnya.
Tentu saja untuk menjaga selera pelanggannya, mereka tetap menjaga autentisitas rasa dan kesederhanaan gerai. Namun untuk memuaskan pelayanan kepada pelanggan milenial, Sop Buntut Ibu Samino turut bertransformasi sesuai kebutuhan masyarakat dengan menyediakan layanan pembayaran digital seperti ShopeePay.
6.Sate Sambas Udin Kelana (1960-an)
Sate merupakan salah satu kuliner Indonesia yang memorable. Terbukti, satelah salah satu jenis makanan khas Indonesia yang tetap diingat mantan Presiden Amerika Barack Obama, ketika ditanyakan masalah kenangannya di Indonesia.
Di Jalan Sambas, Jakarta Selatan, ada sebuah lokasi yang merupakan salah satu kawasan kuliner favorit turun temurun terutama untuk kuliner malam. Di antara sekian banyak pedagang yang ada di jalan Sambas itulah, ada gerobak Sate Udin Kelana. Ia merupakan salah satu penganan ikonik dan melegenda yang sudah ada sejak tahun 1960-an.
Keunikan yang terkenal dari Sate Sambas Udin Kelana ini adalah potongan daging ayamnya yang besar dan empuk, ditambah dengan siraman bumbu kacang kental, irisan cabai serta bawang merah yang berpadu harmonis. Formula ramuan tersebut mereka jaga dengan disiplin sehingga membuat para pelanggan setianya tak mau berpindah hati.
Sebagai pelengkap, Sate Udin Kelana juga menyediakan menu unik, yaitu telur ayam muda yang dibakar bersama daging dan kulit ayam yang renyah.
Itulah 6 kuliner legendaris yang masih eksis dan turut menyimpan jejak sejarah DKI Jakarta hingga usianya ke -494 sekarang. Tentu saja selain ke-enam lapak kuliner legendaris di atas, masih banyak lapak kuliner bersejarah dan legendaris lainnya yang ada di DKI Jakarta.
Karena itu bertepatan dengan HUT DKI Jakarta ke-494 kemarin, banyak kalangan perusahaan yang ingin turut berperan bagi DKI Jakarta. Sebut saja perusahaan online marketplace Shopee yang memiliki layanan fintech ShopeePay.
Cindy Candiawan, Head of Campaigns & Growth Marketing ShopeePay melalui rilis mengatakan, “Pada momen Hari Ulang Tahun Jakarta ke-494 ini, ShopeePay ingin ikut ambil peran dalam melestarikan sejarah dan budaya kota Jakarta. Hadirnya program #JajananLokal di 13.000 merchant kuliner diharapkan dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan kuliner lintas generasi yang lekat dengan perjalanan kota Jakarta. Selain itu, program ini juga hadir untuk membangkitkan industri makanan dan minuman lokal sejalan dengan semangat ‘Jakarta Bangkit’, tema besar HUT Jakarta yang diusung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai layanan pembayaran digital, kami senang ShopeePay dapat turut menjadi bagian dari perjalanan kemajuan industri kuliner kota Jakarta.”
Untuk mensosialisasikan program tersebut Shopee menggandeng musisi inspiratif Alika Islamadina yang diharapkan mampu menginfluencer generasi alpha agar tak abai pada sejarah.
“Besar di tengah keluarga berdarah Betawi, sejak kecil saya sangat dekat dengan berbagai santapan legendaris Jakarta. Saya pribadi menyadari bahwa industri kuliner Jakarta telah menjadi salah satu jati diri kota yang ikonik dan memiliki daya tarik tersendiri. Lebih hebatnya lagi, berbagai tempat makan legendaris di Jakarta ini mampu berdiri kokoh hingga puluhan tahun dengan terus menjaga konsistensi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada, seperti pemanfaatan pembayaran non-tunai. Untuk itu, di kesempatan spesial ini, saya bersama ShopeePay ingin mengajak generasi muda untuk sama-sama melestarikan budaya serta warisan legendaris kota Jakarta dalam program #JajananLokal,” papar Alika Islamadina melalui surat elektronik.
Semoga saja berkat dukungan banyak pihak, kuliner legendaris favorit DKI Jakarta mampu tetap eksis di tengah gelindingan roda zaman dan merekam jejak sejarah bersama sensasi citarasa yang mewakili zaman kelahirannya. Tabik.
Baca Juga
Ulasan
-
Belajar Percaya Diri Melalui Buku The Power of Confidence Karya Palupi
-
Hakikat Kebebasan, Novelet Kenang-kenangan Mengejutkan Si Beruang Kutub
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
Terkini
-
Jesse Eisenberg Resmi Jadi Sutradara Film Musikal Bergenre Komedi
-
Hanya Hadapi Anders Antonsen, Jonatan Christie Berpeluang Raih Gelar Juara
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
NCT Dream Raih Trofi ke-3 Lagu 'When I'm With You' di Program 'Music Core'