Setiap sesuatu yang ada di dunia ini hanyalah bersifat sementara. Kelak bila masanya telah tiba, semua akan binasa. Ini artinya, tak ada sesuatu yang kekal di dunia ini. Termasuk kecantikan dan ketampanan yang dimiliki oleh seseorang, suatu saat akan memudar seiring berputarnya sang waktu.
Bila ada orang yang terlihat awet muda, padahal usianya sudah menua, itu hanya soal bagaimana dia merawat diri dan jiwanya, agar terlihat lebih muda dan bahagia. Namun tetap saja, waktu tak akan pernah berbohong, saat usianya semakin bertambah, ia tak akan mungkin mampu menyembunyikan kerut-kerut di wajahnya. Fisiknya pun kian melemah karena energi dalam tubuh semakin menyusut.
Kisah pemuda bernama Dorian Gray dalam novel ‘Lukisan Dorian Gray’ karya Oscar Wilde ini patut dijadikan renungan bersama. Bahkan bisa jadi, sosok Dorian ini merupakan perwakilan sifat sebagian dari kita yang selalu merasa ingin terlihat muda dan merasa tak pernah siap berhadapan dengan usia tua.
Dikisahkan, Dorian adalah sosok anak muda yang begitu rupawan dan berasal dari kalangan berada. Maka tak heran bila segala keinginannya selalu ingin terkabulkan. Termasuk ketampanan yang dimilikinya, ia berharap akan kekal selamanya. Ia tak merasa siap bila wajahnya kelak berubah menjadi tua dan buruk rupa.
Dorian memiliki dua sahabat yang cukup mempengaruhi kehidupannya. Sahabat pertama bernama Basil Hallward, seorang pelukis profesional dan ternama yang berhasil melukis Dorian dengan begitu sempurna. Sahabat Dorian yang kedua bernama Lord Hendry. Lelaki bernama Lord ini awalnya adalah teman Basil. Ketika Basil menceritakan keistimewaan Dorian, Lord merasa tertarik untuk mengenalnya lebih dekat.
Suatu ketika, Dorian menyaksikan sebuah pertunjukan opera dan ia merasa jatuh hati pada salah satu pemainnya, Sibyl Vane, seorang gadis berbakat dan memiliki paras cantik. Tak menunggu lama bagi Sibyl untuk menerima cinta pemuda tampan kaya-raya tersebut. Bahkan, mereka berdua pun segera merencanakan pertunangan.
Kabar pertunangan mereka membuat kedua sahabat Dorian terkejut. Secepat itukah Dorian jatuh cinta, bertunangan, lantas menikahi gadis yang baru dikenal? Apalagi Dorian masih sangat muda dan selama ini dia masih labil dan mudah dipengaruhi orang lain. Namun, sebagai sahabat mereka tak mampu mencegah keinginan Dorian.
Hingga suatu ketika terjadi hal yang mengejutkan semua orang. Tepatnya ketika Dorian mengajak kedua sahabatnya menonton pertunjukan opera yang diperankan oleh Sibyl, kekasihnya. Kepada kedua sahabatnya, Dorian ingin memamerkan bakat luar biasa kekasihnya. Tapi di luar dugaan, Sibyl justru tampil mengecewakan. Ia tampil tidak maksimal saat berada di atas panggung.
Usut punya usut, ternyata akar permasalahannya justru bersumber dari Dorian. Sejak Sibyl jatuh cinta pada Dorian, ia merasa susah fokus dan selalu terbayang-bayang wajah kekasihnya. Begitu Dorian mendengar penjelasn Sibyl, ia marah besar, sangat kecewa, dan memutuskan hubungan percintaanya dengan gadis itu.
Sebuah keanehan terjadi. Saat Dorian kembali ke kediamannya, ia melihat ada yang berubah dalam lukisan dirinya. Lukisan sosok dirinya yang semula terlihat begitu rupawan tiba-tiba ekspresinya berubah menjadi begitu mengerikan (hlm. 114).
Kisah Dorian yang selalu ingin terlihat tampan dan awet muda sepanjang usia dalam buku ini menarik disimak dan direnungi bersama. Satu pesan penting yang bisa saya petik dalam novel ini, bahwa tak ada yang kekal di dunia ini. Setiap makhluk yang bernyawa pasti akan binasa bila ajal telah tiba. Hanya amal kebajikan dan rahmat-Nyalah yang akan dapat menolong kita kelak setelah tiada.
Sam Edy
Penulis lepas mukim di Kebumen.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Inspirasi Kehidupan dalam Buku Melihat Terang
-
Sukses adalah Produk Kebiasaan Sehari-hari dalam Buku 'Atomic Habits'
-
Eufemisme, Metafora, dan Upaya Pengaburan Fakta
-
Memahami Perbedaan Karakter serta Kebiasaan antara Pria dan Wanita
-
Angga Yunanda Minta Izin Chicco Jerikho Sebelum Adegan Ciuman dengan Putri Marino
Ulasan
-
Review Film Cocote Tonggo: Yang Jualan Jamu Kesuburan tapi Nggak Subur
-
Pulau Mahitam, Menyaksikan Pesona Terumbu Karang di Pesawaran Lampung
-
Sejarah Gowokan, Tradisi yang Diangkat dalam Film Gowok: Kamasutra Jawa
-
Review Film Most People Die on Sundays: Potret Keluarga dan Luka Batin
-
Ulasan Novel Julie Chan is Dead: Dampak Negatif dari Kepopuleran Instan
Terkini
-
Sinopsis Beneath the Undertow, Drama China Terbaru Chen Jianbin dan Chen Ruoxuan
-
Jonatan Christie dan Chico Pilih Jalur Independen, Apa Kabar Anthony Ginting?
-
Don't Say You Love Me oleh Jin BTS: Ingin Lepas dari Cinta yang Menyakitkan
-
Tayang Hari Ini, 3 Alasan Kamu Wajib Menonton Drama Korea Netflix Dear Hongrang
-
Bakal Berduel Lawan Cape Verde, Timnas Malaysia Belum Mampu Samai Level Uji Coba Indonesia