Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku Ya Bunayya. La Tusyrik Billah. (DocPribadi/Samedy)

“Menanamkan tauhid dengan cara yang indah dan memesona akan menjadikan anak mampu mengenal Allah sebagai Penciptanya dengan penuh cinta, hingga ia mampu mencintai Tuhannya lebih dari siapa pun dan apa pun”. Inilah di antara pesan penting dalam buku berjudul “Ya Bunayya. La Tusyrik Billah” karya Ninik Handrini. Judul buku berbahasa Arab ini memiliki makna, “Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah”. 

Bicara tentang tauhid, Yusuf Suharto dalam NU Online (14/2/2018) menjelaskan makna dasar tauhid adalah pengetahuan bahwa sesuatu itu satu. Syekh Ibrahim ibn Muhammad al-Baijuri dalam “Tuhfatul Murid ‘ala Jawharatit Tauhid” mendefinisikan ilmu tauhid sebagai ilmu yang dengannya mampu menetapkan aqidah-aqidah keagamaan yang diperoleh dari dalil-dali meyakinkan. Dinamakan ilmu tauhid karena bagian utama ilmu ini adalah mengenai keesaan Allah yang menjadi dasar ajaran Islam

Anak membutuhkan penanaman tauhid untuk iman dan Islamnya. Penanaman tauhid sejak dini akan membantu anak untuk menjadi insan yang baik di mata Allah dan sesama manusia. Ia akan mudah diajak mengerjakan shalat. Karena ia telah memahami bahwa shalat merupakan jalan untuk bertemu Tuhannya. Anak akan mudah diajak belajar membaca Al-Qur’an karena ia memahami bahwa Al-Qur’an adalah firman (perkataan) Penciptanya (Ya Bunayya. La Tusyrik Billah, halaman 4).

Jelaskan pada anak bahwa iman merupakan karunia Allah dan pokok akidah yang harus diyakini kebenarannya dengan hati yang suci dan akidah yang lurus. Kita harus meyakini bahwa Allah Maha Esa (satu/tunggal), tidak ada yang wajib disembah kecuali Allah Ta’ala.

Kita juga harus meyakini bahwa Allah memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang mulia dan tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya. Artinya, Allah tidak bisa disamakan dengan siapa pun dan apa pun yang ada di muka bumi ini. Sebab Allah adalah Mahakuasa, yang menciptakan langit, bumi beserta isinya (Ya Bunayya. La Tusyrik Billah, halaman 6).

Agar anak memiliki budi pekerti mulia dan keimanan yang kuat, ajarkan kepadanya tentang ciri-ciri orang beriman. Ninik Handrini menguraikan ciri-ciri orang beriman antara lain saling menolong, mengajak kebaikan, mencegah keburukan, selalu menepati janji dan menjaga amanah, dan lain sebagainya. 

Lewat buku berjudul ‘Ya Bunayya. La Tusyrik Billah’ (Quanta, 2016), orangtua dapat memahami tentang pentingnya pendidikan tauhid sejak dini untuk putra-putrinya di rumah.

***

Sam Edy Yuswanto