Bicara tentang cinta seolah tak pernah ada habisnya. Cinta memang sesuatu hal yang penting dan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia di dunia ini. Tanpa cinta, tentu setiap orang akan merasakan kegersangan dalam hidupnya, terlebih bila sampai kehilangan rasa cinta terhadap Tuhan, Sang Penguasa Jagat Raya ini.
Buku “Jadikan Aku Surgamu” karya May Ashali dan Aysarani ini menarik dibaca. Penulisnya berusaha mengajak para pembaca untuk sama-sama memilih cinta dia karena Dia (kalau menurut pemahaman saya, cintailah seseorang yang kelak menjadi pasangan hidup kita karena mengharap keridhaan Allah). Lalu, menghimpun dalam cinta yang membaikkan satu sama lainnya.
Tak lupa, penulis juga mengingatkan, agar kita berhati-hati memilih cinta. Agar kita tak terjebak pada cinta semu yang senantiasa dihiasi gelora nafsu. Bahkan, membuat para pencintanya kehilangan rasa malu (Jadikan Aku Surgamu, halaman xii).
Hal yang perlu direnungi bersama bahwa cinta kerap diartikan sebagai sesuatu yang terasa indah, menyentuh, dan juga membahagiakan. Namun ternyata di sisi lain, cinta juga dituding sebagai sebab utama untuk melakukan kejahatan bagi para kriminal. Mereka, para kriminal itu, tidak segan untuk melakukan kekerasan dalam rumah tangga karena alasan cinta. Ada juga yang berani menculik gadis pujaan hatinya karena cintanya ditolak. Ada juga yang membunuh karena rasa cemburu yang membuncah dalam jiwanya. Begitu mudahnya mereka melakukan hal-hal keji seperti itu, justru dengan dalih cinta (Jadikan Aku Surgamu, halaman 2-3).
Memang benar apa kata penulis dalam buku “Jadikan Aku Surgamu” ini, jika cinta diekspresikan dengan cara yang salah, maka ia tak hanya akan kehilangan arah, tapi juga akan menemui jalan yang salah. Hingga akhirnya jalan yang salah itu hanya akan membuat kita berputar-putar di dalam belantara cinta. Sebuah pengembaraan yang entah akan berujung ke mana.
Hadirnya buku berjudul “Jadikan Aku Surgamu” yang diterbitkan oleh Quanta (2017) ini dapat dijadikan sebagai motivasi sekaligus pencerahan bagi para muda-mudi yang tengah dimabuk cinta, agar berusaha mengekspresikan cinta pada jalur yang tepat, jalur yang senantiasa diridhai oleh-Nya. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
-
Ulasan Buku Jadilah Pribadi Optimistis, Lebih Semangat Mengarungi Kehidupan
-
Rangkaian Kisah Penuh Hikmah dalam Buku Berguru pada Saru
-
Pentingnya Memiliki Prinsip Hidup dalam Buku Menjadi Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Siapa Nama Ibu Kandung Ruben Onsu? Berdarah Arab dan Suka Ingatkan Anak Sedekah saat Ramadan
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Lirik Lagu Iclik Cinta, Makna Tersembunyi di Balik Kontroversi Lokasi Syutingnya
-
Ulasan Novel Aroma Karsa: Ambisi Mencari Kejayaan Lewat Teka-teki Wewangian
Ulasan
-
Review Film Dead Teenagers: Lima Remaja Berjuang Bertahan Hidup dalam Ancaman
-
Aksi Heroik Seorang Mantan Tentara dalam Melawan Teroris dalam Film Cleaner
-
Review Anime Ranma 1/2, Komedi Klasik dengan Sentuhan Modern
-
Ulasan Novel 'Bumi Manusia' karya Pramoedya Ananta Toer: Sejarah Kolonial
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
Terkini
-
5 Poster Karakter Pemain Utama Film Korea The Old Woman with the Knife
-
Dehumanisasi Digital: Saat AI Mengambil Peran Manusia
-
Grok dan Letupan Kritik saat Demokrasi Makin Tercekik
-
Hajar Yaman, 3 Faktor Ini Buat Timnas Indonesia U-17 Sukses Menang Telak?
-
Piala Asia U-17: Pasukan Garuda Muda Harus Paksakan Kemenangan saat Hadapi Yaman!