Toleransi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Sikap toleransi perlu dimiliki oleh setiap orang. Tanpa membekali diri dengan sikap toleransi, tentu dapat memicu pertikaian antar sesama.
Perihal pentingnya sikap toleransi, Achmad Nurcholish dalam buku Merajut Damai dalam Kebinekaan (Elex Media Komputindo, 2017) menjelaskan, setiap Muslim wajib menyampaikan ajaran toleransi ke tengah umat sebagaimana kata Nabi, ballighu anni walau ayah, sampaikanlah dariku walau satu ayat (Shahih Bukhari: 3461). Sebagai ajaran fundamental, toleransi ditegaskan Al-Qur’an.
Menurut Al-Qur’an, perbedaan agama bukan penghalang untuk merajut tali persaudaraan antarsesama manusia yang berlainan agama. Nabi Muhammad Saw. sendiri diutus sebagai Rasul bukan untuk membela satu golongan, etnis, dan agama tertentu saja, melainkan sebagai rahmat lil al-‘alamin, rahmat bagi seluruh semesta alam.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi seorang Muslim membenci orang lain karena ia bukan penganut agama Islam. Membiarkan orang lain (al-akhar, the others) tetap memeluk agamanya adalah bagian dari ajaran Islam itu sendiri. Bahkan toleransi yang ditunjukkan Islam demikian kuat sehingga umat Islam dilarang memaki tuhan-tuhan yang disembah orang-orang Musyrik (QS. Al-An’am: 108), (Merajut Damai dalam Kebinekaan, halaman 25).
Achmad Nurcholish menjelaskan, di antara prinsip dasar Hak Asasi Manusia (HAM) terkait dengan perlindungan umat beragama adalah larangan atas tindak intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan terhadap seseorang atau sekelompok atas nama agama atau keyakinan.
Tak dapat dipungkiri bahwa intoleransi, diskriminasi, dan kekerasan yang terjadi di berbagai belahan dunia telah menjadi perhatian seluruh komunitas internasional. Setiap Negara memiliki permasalahan masing-masing dalam hal tersebut, sehingga komunitas global berupaya membangun kerangka bersama untuk mengatasi kekerasan atas dasar agama, yang ditujukan terhadap rumah, tempat usaha, properti, sekolah, pusat kebudayaan, dan tempat peribadatan (Merajut Damai dalam Kebinekaan, halaman 57).
Lewat buku kumpulan esai berjudul Merajut Damai dalam Kebinekaan ini, semoga dapat membantu para pembaca agar lebih memahami pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
-
Ulasan Buku Setengah Jalan, Koleksi Esai Komedi untuk Para Calon Komika
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Lintang Hukum: Ketika Cinta dan Keadilan Beradu di Ruang Sidang
-
Waspada Iklan Haji dan Umrah Ilegal, Bikin Anda Jadi "Gembel" di Tanah Suci
-
Ulasan Novel a Wizard of Earthsea, Petualangan Penyihir Muda di Earthsea
-
Diduga Pindahkan Ribuan PIN Haji, Oknum Nakal Kemenag Dilaporkan ke Wamenag
-
Ulasan Novel Rasuk: Iri Hati, Amarah, dan Penyesalan yang Terlambat
Ulasan
-
Review The Trouble with Jessica: Satu Malam, Mayat, dan Banyak Dosa Lama
-
Mickey 17: Ketika Mati Jadi Rutinitas dan Hidup Tak Lagi Sakral
-
Review Anime Oshi no Ko, Obsesi Berlebihan Merubah Fans Jadi Pembunuh
-
Review Film Modal Nekad: Misi Konyol Tiga Bersaudara yang Tak Pernah Akur
-
Desa Wisata Grogol, Tempat Menarik untuk Mempelajari Kebudayaan Khas Jawa
Terkini
-
3 Liga yang Bisa Menjadi Tempat Berkarier Baru bagi Shayne Pattynama
-
Rilis Poster Karakter, Ini 3 Pemain Utama Drakor Oh My Ghost Clients
-
Comeback Mei, SEVENTEEN Suguhkan Nuansa Seram di Trailer DARE OR DEATH
-
Hari Buruh Internasional: Seruan Perubahan untuk Dunia Kerja
-
Terseret Kasus, Lee Seung-gi Putus Hubungan dengan Sang Ayah Mertua