Manusia harus berusaha memiliki kebiasaan-kebiasaan positif dalam hidupnya. Kebiasaan yang baik tersebut akan mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan dalam segala lini kehidupan. Dalam berbisnis dan kehidupan rumah tangga misalnya, akan tercipta keharmonisan antar kolega, kerabat, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Kebiasaan yang baik harus dilatih sejak usia dini. Orang tua misalnya, harus berupaya menanamkan kebiasaan positif kepada anak-anaknya sedari kecil. Sehingga ketika anak beranjak besar dan dewasa, ia sudah terbiasa melakukan hal-hal positif tersebut bahkan tanpa kita repot-repot menyuruhnya.
Salah satu kebiasaan yang baik dalam sebuah keluarga ialah makan bersama dengan anak-anak. Dalam The Power of Habit, Charles Duhigg menguraikan; berbagai penelitian telah mendokumentasikan bahwa keluarga-keluarga yang memiliki kebiasaan makan malam bersama-sama tampaknya membesarkan anak-anak dengan kemampuan mengerjakan PR yang lebih baik, nilai yang lebih tinggi, kendali emosi yang lebih bagus, dan lebih percaya diri.
Membereskan tempat tidur setiap pagi berkorelasi dengan produktivitas yang lebih baik, perasaan yang lebih bahagia, dan keterampilan yang lebih baik dalam menaati anggaran. Bukan artinya makan bersama keluarga atau tempat tidur yang rapi menyebabkan nilai yang lebih baik atau penghematan belanja. Namun entah bagaimana perubahan-perubahan awal itu memulai reaksi berantai yang membantu kebiasaan-kebiasaan lain untuk berakar (The Power of Habit, halaman 108).
Menurut Charles Duhigg, kebiasaan tidak sesederhana kelihatannya. Kebiasaan—bahkan meskipun telah tertanam di dalam benak kita—bukanlah takdir. Kita bisa memilih kebiasaan kita, begitu kita tahu caranya. Segala sesuatu yang kita tahu mengenai kebiasaan, dari para ahli neurologi yang mempelajari pengidap amnesia dan ahli-ahli organisasi yang melakukan reka ulang perusahaan, adalah bahwa kebiasaan manapun bisa diubah, asalkan kita tahu bagaimana kebiasaan itu berfungsi.
Ratusan kebiasaan mempengaruhi hari-hari kita—mereka memandu bagaimana kita berpakaian pada pagi hari, berbicara kepada anak-anak kita, dan terlelap pada malam hari; mereka mempengaruhi apa yang kita makan untuk makan siang, bagaimana kita berbisnis, dan apakah kita berolahraga atau minum-minum bir setelah bekerja. Masing-masing memiliki petunjuk berbeda dan menawarkan ganjaran yang unik (The Power of Habit, halaman 269-270).
Buku The Power of Habit (2013) ini menarik disimak dan dijadikan salah satu buku motivasi bagi pembaca yang ingin menjadi pribadi lebih baik. Saya yakin, menjadi pribadi lebih baik adalah keinginan setiap orang, termasuk saya. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Dari Utas viral, Film Dia Bukan Ibu Buktikan Horor Nggak Lagi Murahan
-
Review The Long Walk: Film Distopia yang Brutal, Suram, dan Emosional
-
Menyikapi Gambaran Orientasi Seksualitas di Ruang Religius dalam Film Wahyu
-
Review Film Janji Senja: Perjuangan Gadis Desa Jadi Prajurit TNI!
-
Review Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih: Drama Romansa Penuh Dilema
Terkini
-
4 Serum Ekstrak Lemon yang Ampuh Bikin Wajah Cerah Seketika, Kaya Vitamin C
-
The Apothecary Diaries Umumkan Musim 3 dengan Misteri Baru di Luar Istana
-
Dia Bukan Ibu: Ketika Komunikasi Keluarga Jadi Horror
-
Jangan Sampai Ketipu! Bongkar 7 Trik Jitu Bedakan Sepatu KW vs Ori
-
AXIS Nation Cup adalah Kampus Nyata Para Champion Masa Depan