Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | jefri adi setiawan
Ilustrasi media sosial (Pexels).

Keberadaan media sosial atau medsos tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, bahkan kebanyakan dari kita memiliki lebih dari satu platform media sosial. Medsos seakan memindahkan kehidupan kita dari kehidupan nyata ke kehidupan digital. Berbagai macam informasi tersaji di medsos karena setiap orang seakan merasa penting untuk membagikan sesuatu yang mereka anggap penting, walaupun terkadang hal tersebut tidak penting bagi yang lain.

Di medsos inilah kita mengenal istilah viral. Secara mudah sesuatu yang viral adalah sesuatu yang banyak dilihat orang, banyak diperbincangkan orang, dan banyak dibagikan orang dalam medsos mereka. Dalam tulisan ini saya mencoba untuk membagikan sudut pandang saya terhadap fenomena informasi viral di medsos. Keresahan saya terhadap suatu yang viral terkadang muncul di pikiran saya yang dapat diwakili dengan sebuah pertanyaan "Kenapa hal seperti itu kok bisa viral?".

Setelah saya mengikuti sebuah wawancara di laman Youtube Kompas.com kepada Dahlan Iskan, ternyata sebuah informasi dapat dibagi menjadi dua tipe, penting dan menarik. Informasi yang penting dapat dikatakan sebagai sebuah informasi yang harus diketahui orang, namun terkadang informasi yang penting terkadang tidak menarik minat kita untuk mengetahuinya. Sedangkan informasi menarik merupakan informasi yang secara mudah disukai orang, walaupun sebenarnya informasi tersebut tidak terlalu penting.

Dalam dunia medsos informasi yang menarik jauh lebih bisa diterima orang, mungkin karena informasi menarik tersebut memenuhi apa yang diinginkan pengguna medsos, atau secara mudah dapat dikatakan informasi yang menarik memenuhi kebutuhan hawa nafsu para pengguna medsos. Kalau kita jujur, hal yang viral tersebut terkadang bukan hal yang penting atau bahkan sesuatu yang tidak pantas untuk diberitakan.

Banyak hal yang sebenarnya tidak pantas atau tidak penting untuk menjadi viral menurut saya, seperti video perkelahian, berita perselingkuhan artis, atau informasi hoax. Secara naluriah hal-hal tersebut memang memancing ketertarikan orang untuk melihatnya, namun jika kita ajukan sebuah pertanyaan "Kenapa hal tersebut harus diberitakan?", saya yakin kita sendiri pun akan kesulitan mencari alasan rasional untuk menjawabnya.

Untuk apa kita harus tahu perselingkuhan artis, untuk apa kita harus tahu apa yang menjadi trend dikalangan para selebritis, untuk apa kita harus melihat sebuah video perkelahian dimana dalam video tersebut kita melihat orang yang sedang dianiaya. Kita seharusnya bisa memilah informasi apa yang penting dan berguna bagi kita, bukan menelan semua yang tersaji di media sosial. Kita juga harus sejauh mana sesuatu yang kita bagikan di media sosial berdampak bagi orang banyak.

Paradoks inilah yang ada di medsos sekarang ini, sesuatu yang penting kalah dengan sesuatu yang menarik. Perlu kesadaran dari diri kita untuk melihat jauh kedepan, jika sesuatu yang tidak penting dan bahkan tidak pantas terus bertebaran di medsos, maka medsos akan semakin liar. Bukan lagi manfaat bagi orang banyak yang menjadi pertimbangan utama, namun manfaat bagi diri sendiri yang akan mendominasi.

Jika sekarang joget tidak jelas sudah bisa menjadi viral di medsos, maka secara teoritis perlu sesuatu yang lebih dari sekadar jogetan untuk bisa viral di medsos. Kita tidak tahu itu apa, dan itu akan muncul di beranda medsos kita. Itu menurut saya.

jefri adi setiawan