Sydney dan Ridge tetanggaan. Balkon mereka bersebrangan. Dengan posisi itu, Sydney seringkali duduk di balkonnya untuk mendengar Ridge yang bermain gitar di balkonnya sendiri. Terkadang tanpa Sydney sadari, dia bersenandung mengikuti petikan gitar Ridge yang mana menarik perhatian empunya.
Ridge adalah penulis lagu untuk sebuah band. Namun, saat ini otaknya tak bisa bekerja untuk menulis lagu. Kehadiran Sydney membantunya. Lewat pesan, Ridge memohon pada Sydney untuk mengirim lirik lagu buatannya, dan Ridge amat terkesan pada coretan tangan Sydney.
Ridge juga orang yang memberitahu Sydney bahwa sebenarnya dia sedang diselingkuhi oleh pacarnya. Dengan penuh pertimbangan, Sydney yang sudah berpisah dengan pacarnya menetap di apartemen Ridge. Selain menjadi teman se-apartemen, keduanya juga menjadi partner kerja yaitu menulis lagu bersama.
Buih-buih perasaan yang mengembang tak terhindarkan di antara keduanya. Sydney dan Ridge merasakan chemistry yang kuat saat mereka sedang bersama terlebih ketika sedang membuat lagu. Namun, Ridge sudah bersama gadis cantik bernama Maggie selama 5 tahun. Baik Ridge dan Sydney sama-sama berjuang untuk tak menusuk Maggie dari belakang.
Aku menyelesaikan novel ini dengan terseok-seok, karena sulit membaca sebuah buku yang karakter utamanya kita benci, belum lagi tema yang diangkat dari novel ini cukup sensitif: perselingkuhan. Tak ada yang menarik dari Ridge, fakta bahwa dia berselingkuh secara emosional memperparah ketidaksukaanku, baik Maggie dan Sydney sama-sama pantas mendapatkan yang lebih baik darinya.
Dan jika Sydney merasa bersalah pada Maggie, seharusnya dia mengambil langkah untuk menjauhi Ridge, bukannya menangis. Padahal sebagai korban selingkuh, Sydney pasti sangat mengerti bagaimana sakitnya diselingkuhi.
Hal yang mempertahankanku untuk membaca novel ini adalah gaya penulisan Colleen Hoover yang nyaman. Dan jika ada yang kusukai dari novel ini, maka itu adalah bagian-bagian akhirnya yang masuk akal, terlepas dari aku puas atau tidak.
Aku memang jengkel membacanya. Mungkin Maybe Someday adalah novel yang akan kurekomendasikan untuk para musuhku. Namun, menurutku novel ini menunjukkan realita dari cinta di kehidupan nyata, alias ada cacatnya.
Baca Juga
-
Sinopsis Film Liar Liar: Kefrustasian Seorang Pria yang Tak Bisa Berbohong
-
Sinopsis Film Ramona And Beezus: Seorang Gadis yang Gemar Berimajinasi
-
4 Tips Menulis Surat Cinta Untuk Pasangan, Bikin Makin Mesra
-
Sinopsis Film Big Fish: Pria yang Mendongeng Hingga Kematiannya
-
5 Tanda Orang Jatuh Cinta pada Pasangan, Kamu Merasakannya Juga?
Artikel Terkait
-
Review Novel 'Fathers and Sons': Benturan Generasi yang Tak Terhindarkan
-
Ulasan Novel Catching Fire (Tersulut): Penuh Momen Epik dan Intrik Politik
-
Ulasan Film Ditto: Nostalgia Manis dalam Balutan Time Travel
-
Benarkah Jumlah Buku yang Dibaca Menunjukkan Karakter Seseorang?
-
Ulasan Novel Bibi Gill: Dari Perempuan Rapuh Menjadi Perempuan yang Kuat
Ulasan
-
Stop Galau! Ulasan Buku Your Next Step: Panduan Menghadapi Masa Depan
-
Ulasan Film Ditto: Nostalgia Manis dalam Balutan Time Travel
-
Geosite Sipinsur, Tempat Wisata Favorit Pencinta Alam di Tepian Danau Toba
-
Buku Selamat Menunaikan Ibadah Puisi, Sekumpulan Puisi Karya Joko Pinurbo
-
Menara Pandang Tele, Tempat Terbaik untuk Menyaksikan Persona Alam Samosir
Terkini
-
Comeback Solo! Yuta NCT Siap Merilis Single Jepang Baru 'Twisted Paradise'
-
Maraknya Judi Online: Seberapa Buruk Dampak Negatifnya?
-
Persita Terus Benahi Lini Depan, Fabio Lefundes Optimis Kandaskan Borneo FC
-
Indra Sjafri, Piala Asia U-20, dan Rekor Buruknya di Kompetisi Asia
-
BRI Liga 1: Pieter Huistra Masih Fokus Pelajari Seluk-Beluk PSS Sleman