Sebagaimana kita ketahui bahwa Pak Harto, panggilan dari Soeharto, merupakan Presiden Kedua di negeri ini. Di balik banyak hal yang melekat pada diri Pak Harto yang bertentangan dengan hati nurani banyak orang, tak bisa dipungkiri bahwa ia telah memberikan banyak jasa bagi rakyat Indonesia.
Dalam hal keamanan misalnya, Pak Harto berupaya untuk memberantas segala sesuatu yang mengacaukan masyarakat. Di masa kepemimpinannya, premanisme dalam bentuk apapun tidak boleh muncul ke permukaan. Sebab, selain meresahkan masyarakat, hal itu juga akan mengganggu jalannya aktivitas pembangunan yang sedang dilangsungkan.
Pada masa itu, preman tidak berani berbuat macam-macam karena pemerintah langsung bertindak tegas dan cepat terhadap mereka. Jangankan menembak polisi yang bertugas menjaga keamanan, mengganggu masyarakat yang sedang beraktivitas saja akan langsung ditindak tegas (Andai Pak Harto Nyapres Kupilih! halaman 127-128).
Berbeda dengan kondisi saat ini, aksi premanisme begitu marak terjadi di mana-mana. Lihat saja berbagai berita yang tersebar di internet, kasus penjambretan di jalan raya atau aksi-aksi kekerasan seperti pembunuhan, seolah menjadi hal yang biasa terjadi di tengah masyarakat.
Sepertinya keamanan di negeri ini belum terjaga sepenuhnya dan kurang adanya tindak tegas dari pihak aparat untuk menindak tegas dan menangkap para perusuh yang meresahkan masyarakat. Andai setiap aksi kejahatan diusut lalu pelakunya diberi hukuman berat (semisal penjara seumur hidup) maka saya yakin negeri ini akan lebih kondusif dan steril dari aksi premanisme.
Begitu juga dengan aksi terorisme yang saat ini masih menjadi hal yang meresahkan di negeri ini. Dulu, semasa kepemimpinan Pak Harto, aksi terorisme akan langsung diberantas. Dalam buku Andai Pak Harto Nyapres Kupilih! diungkapkan, mengenai terorisme yang berlandaskan agama, Pak Harto dengan cukup tegas mengatakan dalam amanatnya di Solo (8 Juni 1971) bahwa ia menolak segala jenis teror keagamaan. Ia menekankan bahwa ia tidak akan segan-segan menindak setiap usaha mengeksploitasi masalah agama untuk maksud kegiatan-kegiatan politik yang tidak pada tempatnya.
Terbitnya buku Andai Pak Harto Nyapres Kupilih! (Laksana, 2013) karya Masykur Arif Rahman ini semoga bisa menjadi bahan introspeksi bersama, khususnya bagi para pemimpin di negeri ini. Ambil sisi-sisi baik dari sosok Pak Harto, dan buang (jangan ditiru) sisi-sisi negatifnya.
***
Tag
Baca Juga
-
Menjalani Hidup dengan Tenang dalam Buku Hujan Bahagia
-
Menciptakan Kehidupan yang Harmonis dalam Buku Komunikasi Bebas Konflik
-
Sebuah Upaya Menghindari Penyakit: Buku 'Jagalah Sehatmu Sebelum Sakitmu'
-
Ulasan Buku Hampa, Upaya Mencari Jalan Keluar dari Ujian Hidup
-
Mengurai Makna Rezeki dalam Buku Rezekimu Sudah Dijamin
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna
-
Ulasan Buku Bad Habits, Kebiasaan Buruk Gen Z yang sering Dinormalisasi
-
Lahir di Belanda Hingga Diisukan Menjadi Istri Baru Tommy Soeharto, Agama Ida Iasha Jadi Sorotan
-
Gerindra Pastikan Prabowo Maju di Pilpres 2029, Tepis Spekulasi Serah Terima ke Gibran
Ulasan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna
-
Ulasan Novel Aroma Karsa, Menjelajahi Isi Dunia Melalui Aroma
-
Ulasan Novel Sagaras: Petualangan Ali dalam Melawan Ksatria Sagaras
-
Review I'm Not a Robot: Saat Captcha Bikin Kita Ragu, Aku Manusia atau Bot?
Terkini
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!