Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rozi Rista Aga Zidna
Buku Mencari Kepala untuk Ibu.[Dok. pribadi/Fathorrozi]

Surya Gemilang dalam karya bukunya yang berjudul Mencari Kepala untuk Ibu yang diterbitkan oleh Unsa Press ini telah berhasil memikat hati pembaca, termasuk saya pribadi. Pasalnya, lelaki kelahiran Denpasar pada 21 Maret 1998 ini cukup matang meramu kisah yang menggiring pembaca untuk meneruskan cerita pada paragraf pertama.

Semisal pada sebuah cerita yang berjudul Minum Air Kloset agar Lekas Sehat, ia menulis: "Sebaiknya Anda minum air kloset agar lekas sehat," balas dokter itu setelah kuucapkan keluhanku. Sinting bukan main, kan?

Kisah ini berisi tentang Sijit yang tak kalah sinting telah merekomendasikan si tokoh aku untuk pergi ke dokter sinting itu. Dokter sinting itu menyuruhnya meminum air kloset agar segera sehat. Tentunya Sijit tak sembarang memberi petunjuk. Ia telah mengantongi pengalaman saat saudaranya sakit. Ketika itu tak satupun dokter yang bisa menangani penyakit saudaranya, kecuali dokter sinting tersebut. Dokter itu menyuruhnya untuk minum kopi campur telur mentah, dan hasilnya saudaranya langsung sembuh begitu menuruti perintahnya.

Kisah lain berjudul Perjumpaan dengan Bayangan yang Hilang. Penulis membuka paragraf dengan menulis: Pagi ini saya tak bisa bercermin gara-gara bayangan saya menghilang. Di cermin, saya hanya melihat dinding putih serta tiruan lukisan The Scream yang menjadi latar belakang tubuh saya. Saya jadi amat kesusahan untuk berdandan, padahal saya mesti cepat-cepat berangkat ke sebuah kafe untuk berkencan.

Cerita ini mengisahkan seorang perempuan yang sudah janjian dengan kekasihnya di sebuah kafe, namun merasa tersiksa saat hendak berdandan di depan cermin tiba-tiba bayangannya hilang. Ia pun was-was berkencan, namun bukan sebab bayangannya yang hilang, tetapi karena ia tidak mengetahui dandanannya sudah bagus atau tidak. Sebab, jika dandanannya jelek, ia takut dapat reaksi buruk dari lelaki yang akan dikencani.

Berikutnya, kisah yang bertajuk Mencari Kepala untuk Ibu yang kemudian dijadikan sebagai judul pada cover buku ini. Surya Gemilang memulai menyusun paragraf dengan membuka: Kami mendapati ibu telah kehilangan kepala seperti terpenggal saat kami hendak memberinya kejutan ulang tahun pada pukul 00.00 di kamar tidurnya. Tidak, kami tidak mengatakan bahwa ibu sudah tak bernyawa. Ia masih bisa bangkit dari tempat tidur setelah kami menyalakan lampu kamar dan berseru, "Kejutan!" lantas terkejut sendiri dan kebingungan, pasti karena tak dapat melihat apa pun.

Kesimpulannya, penulis buku ini benar-benar berhasil menggamit tangan pembaca untuk membuka lembar demi lembar untuk melanjutkan cerita yang ditulis dari paragraf awal sampai paragraf akhir.

Dari itu, buku ini layak jadi rujukan untuk membuka cerita yang memukau dan unik, sehingga pembaca dibuai penasaran guna meneruskan sampai akhir kisah.

Rozi Rista Aga Zidna