Sosiologi termasuk jenis ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari. Sebenarnya apa itu sosiologi? Kholida Qothrunnada dalam tulisannya (detikEdu,7/10/2021) menjelaskan, sosiologi adalah ilmu sosial yang mempelajari setiap kehidupan masyarakat. Objek kajian dari sosiologi tidak lain adalah kehidupan manusia. Kata sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata ‘socius’ yang artinya masyarakat, dan ‘logos’ yang artinya ilmu.
Ada banyak tokoh atau pakar sosiologi yang pemikiran-pemikirannya dapat menjadi bahan rujukan atau pertimbangan orang-orang dalam melakukan atau memutuskan sesuatu. Dalam buku berjudul Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern dibeberkan tokoh-tokoh dan pemikiran, mulai dari klasik, modern, hingga era posmodern. Max Weber termasuk salah satu tokoh sosiologi klasik yang dibahas dalam buku ini.
Max weber adalah sosiolog asal Jerman yang hingga kini memiliki banyak pengaruh. Di negaranya, Weber adalah tokoh yang berhasil menghidupkan sosiologi melawan dominasi pemikiran kaum Marxian yang seakan-akan menjadi kebenaran mutlak dalam dunia intelektual dan filsafat sosial. Jika Durkheim mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial maka tidak demikian dengan Weber. Ia memahami sosiologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Menurut Weber, sosiologi bertujuan memahami penyebab tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu (Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern, halaman 61).
Randall Collins adalah salah satu tokoh sosiologi modern yang dikenal aktif dalam mengembangkan teori konflik. Jika Coser dan Dahrendorf lebih menitikberatkan pada konsensus, Collins menganggap konflik sebagai realitas sosial itu sendiri. Konsep yang dikembangkan Collins ialah teori konflik integratif. Dalam hal ini, konsep integratif ibarat sepasang suami-istri yang sangat berbeda dalam segala hal. Perbedaan itu meliputi jenis kelamin, adat istiadat, hobi dan kebiasaan, selera, kemampuan, dan sebagainya. Namun demikian, mereka bisa bersatu demi mewujudkan keluarga yang harmonis (Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern, halaman 179).
Tokoh sosiologi berikutnya adalah Jurgen Habermas. Jurgen termasuk tokoh sosiologi era posmodren. Ia merupakan filsuf sekaligus sosiolog berkebangsaan Jerman. Ia dikenal dengan pendapatnya mengenai teori kritis. Sebagaimana diulas oleh para pendahulunya, teori kritis berakhir dengan pesimisme dan kebuntuan. Akan tetapi, di tangan Jurgen teori kritis mendapat sentuhan paradigma baru yang lebih segar (Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern, halaman 209-210).
Terbitnya buku berjudul Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi dari Klasik Sampai Modern (2015) karya Herman Arisandi ini bisa menjadi salah satu rujukan berharga bagi dunia pendidikan di negeri ini.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Human Resource: Saat Punya Anak Bukan Lagi Hak Personal
-
Review Film Rangga & Cinta: Cerita dari Gen Milenial yang Melintas Dua Generasi
-
Refleksi Diri lewat Berpayung Tuhan, Saat Kematian Mengajarkan Arti Hidup
-
Ulasan Buku "House of Sky and Breath", Kisah Romansa Antrologi Perang
-
Ketika Omelan Mama Jadi Bentuk Kasih Sayang di Buku Mama 050
Terkini
-
Maxime Bouttier Ingin Anak Perempuan, Luna Maya Pilih Siap Mental Dulu
-
4 Sunscreen Non-Comedogenic di Bawah Rp50 Ribu, Aman Buat Kulit Berjerawat!
-
Sindir DPR RI, Kiky Saputri Bikin Saingan Tepuk Sakinah Jadi Tepuk Amanah
-
Bill Skarsgard Ternyata Sempat Ragu Bintangi IT: Welcome to Derry, Kenapa?
-
Umumkan Single Terbaru, Jisoo BLACKPINK Dikabarkan Gandeng Zayn Malik