Buku bersampul dengan dominasi warna jingga ini, memuat sepuluh cerita pendek yang sebelumnya sudah pernah dimuat di koran dan majalah lokal serta nasional. Disusun secara alphabetis, isi buku Hikayat Tanah Beraroma Rempah ini meliputi Ayahku Seekor Ular, Balada Kondom di Kebun Pak Pur, Cinta Dua Pekan, Hikayat Tanah Beraroma Rempah, Lelaki yang Menerbitkan Cemburu, Perempuan yang Paling Ibu, Sebuah Ruang Kosong, Sopir Angkot, Tamu Tak Diundang, dan Totok.
Meskipun menyandang judul yang berbeda, namun seluruh kisah tersebut merupakan kisah yang berangkat dari realitas di negeri rempah-rempah; Indonesia: eksploitasi anak oleh orang tua, tindak amoral kebanyakan muda-mudi zaman kiwari, korupsi dan penindasan rakyat oleh penguasa, kedurhakaan, perselingkuhan yang diawali lewat media sosial, keserakahan, serta rentannya hubungan anak dan ayah.
Menyenangkannya, masing-masing kisah dituturkan dengan gaya berlainan. Sebut sebagai contoh: Ayahku Seekor Ular—yang pernah dimuat di koran Satelit Post (halaman 9-15) menggunakan perlambang dengan balutan realisme magis. Sementara Totok—yang sebelumnya dipublikasikan di majalah Suara Muhammadiyah (halamanan 89-95) menyuguhkan gaya dramatik dalam penuturannya. Tamu Tak Diundang (halaman 82-88) yang merekam keyakinan sebagian masyarakat Indonesia tentang hadirnya tamu yang ditandai datangnya kupu-kupu ke dalam rumah, disajikan dengan cara kilas-balik.
Dari keseluruhan sajian kisah, cerita yang paling lucu—menurut orang yang sudah membaca buku ini—meski tidak dipaparkan dengan nada bercanda yakni Balada Kondom di Kebun Pak Pur (halaman 16-25). Kisah yang terinspirasi akan kejadian nyata di Kemutug, Baturaden pada 2003 ini sekaligus juga menyoroti efektivitas kebijakan Menteri Kesehatan Napsiah Mboi tahun 2012.
Buku yang telah dibedah di Rumah Inspirator Academy ini, menurut Agung D. Iswanto (Juara I Netizen Journalism Pekan Produk Kreatif Indonesia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2013) merupakan kumpulan cerpen yang menawan, mistis, dan penuh perenungan.
Memang, secara umum, buku Hikayat Tanah Beraroma Rempah layak baca dan pantas dikoleksi. Bukan saja karena isi dan paparan kisahnya yang menarik, tapi juga karena bahasa yang digunakan pengarangnya memang bersih, lancar, bertaburan diksi bagus, dan mengandung relatitas keiindonesiaan dan lokalitas kejawaan yang terbilang kental.
Tag
Baca Juga
-
Pelajaran Tekad dari Buku Cerita Anak 'Pippi Gadis Kecil dari Tepi Rel Kereta Api'
-
Cerita-Cerita yang Menghangatkan Hati dalam 'Kado untuk Ayah'
-
Suka Duka Hidup di Masa Pandemi Covid-19, Ulasan Novel 'Khofidah Bukan Covid'
-
Akulturasi Budaya Islam, Jawa, dan Hindu dalam Misteri Hilangnya Luwur Sunan
-
Pelajaran Cinta dan Iman di Negeri Tirai Bambu dalam "Lost in Ningxia"
Artikel Terkait
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Ulasan Buku Perkabungan untuk Cinta, Ungkap Perasaan Duka Saat Ditinggalkan
-
Mama yang Berubah Jadi Peri di Mummy Fairy and Me 4: Keajaiban Putri Duyung
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
Ulasan
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
-
Ulasan Novel Binding 13, Kisah Cinta yang Perlahan Terungkap
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Shin Tae-yong Panggil Trio Belanda ke AFF Cup 2024, Akankah Klub Pemain Berikan Izin?