Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Fachry Fadillah
Sutradara itu Menghapus Dialog Kita (Dok. Pribadi/fadlyfadilah0)

Sapardi Djoko Damono. Bila kita menyebut nama itu, tentu pikiran kita akan tertuju pada salah seorang sastrawan Indonesia yang karya-karyanya telah diakui oleh pembaca dari dalam negeri maupun luar negeri. Ada banyak sekali karyanya; puisi, cerpen, novel, naskah drama terjemahan, dan lain-lain.

Penyair dan sastrawan kelahiran Solo ini memang sudah tidak perlu diragukan lagi kepiawaiannya dalam menciptakan karya sastra khususnya puisi, karena karya-karya sastranya yang amat "meledak" atau "booming" di tengah-tengah kalangan pecinta sastra.

Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas sebuah buku kumpulan puisi karya Pak Sapardi yang diterbitkan pada tahun 2012 dengan judul Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita. Dalam buku ini, terdapat empat puluh dua judul sajak yang terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu Buku Satu, Buku Dua, dan Buku Tiga. Adapun karakteristik yang terdapat dalam buku ini akan saya ulasan di bawah ini. 

Karakteristik utama yang terdapat dalam buku ini ialah bentuk ceritaannya yang banyak menggunakan cakapan/dialog. Seperti nama judul bukunya, puisi-puisi yang terdapat dalam buku ini juga hampir seluruhnya memuat cakapan. Akan tetapi, dialog yang digunakan dalam buku ini berupa narasi, bukan dialog seperti yang terdapat pada naskah drama.

Karakteristik kedua yang terdapat dalam buku ini ialah sifatnya yang realis sekaligus imajis. Kebanyakan puisi-puisi dalam buku ini mengisahkan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Pak Sapardi dengan piawainya mampu menciptakan sesuatu yang baru sehingga dapat menimbulkan berbagai tafsiran atas kejadian hidup yang sehari-hari itu, dan juga cara penyampaian cerita oleh Pak Sapardi yang sangat berbeda dari penyampaian cerita pada umumnya.

Karakteristik ketiga yang terdapat dalam buku ini ialah gaya berceritanya yang seakan-akan mendongeng. Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa cara penyampaian cerita yang dilakukan oleh Pak Sapardi sangat berbeda dari penyampaian cerita pada umumnya. Hal itulah yang akan saya bahas pada bagian ini, yakni cara penyampaian cerita yang menggunakan gaya mendongeng.

Dalam bukunya ini, Pak Sapardi banyak menceritakan kisah hidup sehari-hari dan kisah-kisah legenda keagamaan, seperti halnya kisah Adam dan Hawa. Hal yang menarik dalam bukunya ini, Pak Sapardi tidak menggunakan gaya bercerita seperti cerita-cerita yang sudah ada sebelumnya, tetapi menggunakan pendekatan realis dan imajis serta pandangannya sendiri dalam menceritakan kisah-kisah tersebut. Hal itulah yang dimaksud dengan gaya berceritanya yang berbeda. 

Itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Sutradara itu Menghapus Dialog Kita. Adapun dalam ulasan ini semua bahan tulisan merupakan hasil analisis saya pribadi. Di akhir kalimat saya ucapkan terima kasih, dan semoga ulasan ini dapat memberi manfaat. Salam. 

Fachry Fadillah