Jatuh cinta kerap menimbulkan harapan, impian, dan segala angan-angan keindahan. Ketika seseorang sedang jatuh dalam kubangan asmara, akan muncul berbagai harapan-harapan dan ekspektasi tentang pelbagai kebahagiaan di masa depan.
Namun, tak jarang harapan tersebut menjadi pupus begitu saja ketika seseorang yang dicintai tiba-tiba pergi menghilang. Hal inilah yang dialami oleh Nirmala, tokoh utama dalam novel terbaru berjudul Jatuh ke Angkasa.
Novel karya Nabilla Anasty Fahzaria ini mengisahkan bagaimana seseorang mengalami masa-masa kesepian di masa-masa transisi setelah lulus sekolah. Sekelompok remaja yang menamai kelompok mereka sebagai Sirius, harus rela saling berpisah ketika waktu akhirnya membawa mereka pada kelulusan. Mereka adalah Kala, Kiera, Freya, Nirmala, dan Bimbo.
Persahabatan yang erat di antara mereka membuat perpisahan menjadi begitu berat. Seperti dirasakan Nirmala, yang harus menjalani kuliah di Bandung. Ia masih sering terbayang dengan pelbagai kebersamaan dan kenangan masa-masa sekolah bersama teman-temanya di Sirius. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang lalaki bernama Angkasa.
Angkasa adalah sosok mahasiswa yang humoris, berpenampilan nyentrik, peduli, dan mudah berteman dengan siapa saja. Kehadiran Angkasa membuat Nirmala seperti menemukan kembali keceriaannya yang telah lenyap selepas lulus sekolah dan berpisah dengan sahabatnya di Sirius.
Angkasa menunjukkan kepedulian yang begitu besar kepada Nirmala. Ia sering mengantar Nirmala pulang kuliah, menemani makan, dan membuat tugas kuliah. Angkasa juga pandai membuat Nirmala tersenyum dan tertawa gembira dengan pelbagai tingkah kocaknya. Hal tersebutlah yang membuat Nirmala bisa melupakan kesedihannya karena berpisah dengan sahabat baiknya di Sirius.
Angkasa tampil sebagai lelaki yang apa adanya. Ia adalah seorang anak band yang berpenampilan nyentrik, santai, tidak gengsian, dan peduli. Dan itu justru membuat Nirmala menaruh hati. Kepedulian dan sikap Angkasa pada gilirannya membuat Nirmala jatuh hati. “Bersamanya, kita adalah sepasang ujung tali simpul yang hendak dieratkan. Aku tidak menolak kehadirannya dalam hidupku,” kata Nirmala (hlm 76).
Namun kemudian, Angkasa mulai menghilang. Beberapa hari, Angkasa tak menghubungi Nirmala. Nirmala mulai bertanya-tanya dan merindukannya. Nirmala yang baru mulai menemukan gairah dan keceriaannya, harus kembali dihadapkan pada kekecewaan.
Perasaan sedih tersebut membuat Nirmala kembali merindukan teman-temannya di Sirius. Nirmala kini tak tahu harus curhat dan mengadu tentang perasaannya pada siapa. Dulu, ketika sekolah ia terbiasa mengungkapkan segala kegundahan pada para sahabatnya tersebut. “Kiera, Freya, kalian di mana? Aku rindu”.
Nirmala pun menyadari jika ia terlalu menaruh harapan pada Angkasa. Ia terlalu gampang menjatuhkan hatinya dan terbuai dengan sikap Angkasa. “Aku tahu, aku salah. Aku menjatuhkan hatiku begitu saja karena aku merasakan ini seperti merasakan sebuah rasa yang pertama kali ada,” kata Nirmala (hlm 119).
Padahal, Nirmala tak tahu apakah Angkasa memberi perhatian padanya karena benar-benar menginginkan hubungan yang lebih jauh. Bisa jadi, Angkasa menganggap perhatiannya pada Nirmala sebagai hal yang biasa.
Dan benar. Bimbo, yang tak sengaja sempat berbincang dengan Angkasa, menjelaskan semua pada Nirmala. “Intinya, dia enggak menganggap kedekatan kalian di masa lalu sejauh itu,” jelasnya. Seketika, runtuh semua angan-angan Nirmala. “Tatapanku langsung menerawang jauh kembali ke saat-saat aku bersamanya. Pagi, siang, sore, malam. Panggilan-panggilan itu. Semua kebodohan. Bodoh. Aku bodoh,” ungkap Nirmala sembari menitikkana air mata menyesali kebodohannya (hlm 140).
Novel ini memberi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya menjaga hati agar tak mudah terbuai. Sebuah perhatian yang kita dapat meski disikapi secara bijak, jangan sampai kita terlalu jauh berharap. Sebab, kita tidak tahu apa yang ada di dalam hati seseorag.
Berharap pada manusia memang kerap berujung kekecewaan dan penyesalan. Melalui kisah ini, kita seperti diingatkan agar selalu hanya berharap pada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang tahu apa yang terbaik buat kita.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
-
Absurdisme Hidup dalam Novel The Stranger Karya Albert Camus
Ulasan
-
Ulasan Novel 'Ayah, Ini Arahnya Kemana, Ya', Buku yang Temani Kamu Lewati Masa Sulit
-
Emosional yang Begitu Sesak dalam Film Bila Esok Ibu Tiada
-
Ulasan Novel Happy Ending Machine: Ketika Mencintai Orang yang Salah
-
Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam: Melawan Tradisi Kawin Tangkap
-
Menguak Sisi Gelap Masyarakat Elitis dalam Novel Ferris Wheel at Night
Terkini
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?