Siapa yang tidak kenal tokoh melegenda bernama Jalaluddin Rumi. Adalah penyair sufi dari Balkh yang karya-karyanya begitu membumi. Selalu dijadikan rujukan dan dikaji tidak hanya oleh para ulama, tapi juga seluruh manusia di dunia.
Berbincang tentang Rumi, sama saja berbincang tentang cinta. Sebab karya-karya Rumi memang identik membahas tentang cinta. Cinta yang sebenarnya. Cinta pada kekasih sejati yakni Sang Maha Pemberi.
Contoh kecil syair Rumi tentang konsep cinta:
"Dengarkan bagaimana kisah seruling ini, yang mengaduh rindu karena keterpisahannya."
Menurut Jalaluddin Rumi, suara syahdu yang mengalun dari seruling, adalah nyanyian kerinduan sepotong bambu yang terpisah dari rumpunnya. Rumi memaknai filosofi bambu ini sebagai perjalanan hidup manusia. Ketika terlahir di dunia, manusia merasa terasing karena berpisah dari Zat yang dicintainya (Tuhan).
Kutipan syair beserta penjelasan singkat di atas terdapat pada buku Ngaji Rumi, Kitab Cinta dan Ayat-Ayat Sufistik yang ditulis oleh penulis perempuan intelektual yang tidak diragukan lagi keilmuan serta wawasannya, Afifah Ahmad.
Melalui buku ini, pembaca tidak hanya disuguhi betapa epik perjalanan Rumi dalam mencapai puncak spiritualitas, gambaran secara detail kehidupan seorang Maulana Jalaluddin Rumi yang penuh warna. Namun juga pembaca selalu bisa memetik hikmah dan ilmu dalam setiap babnya, memahami secara luas makna dari syair-syair Rumi, menambang pemikiran Rumi tentang perempuan dan kesetaraan gender, juga pembaca akan diajak berselancar ke dalam kajian kitab matsnawi.
Jarang sekali buku non fiksi yang mampu menyajikan ilmu, cerita, dan cinta sekaligus. Buku ini berbeda dan sangat layak untuk dikoleksi. Pembaca tidak akan merasa bosan membaca berulang-ulang sekalipun. Sebab banyak sisipan cerita sejarah yang sangat berguna bagi kehidupan. Pembaca akan diajak berkelana menyelami lautan ilmu dan hikmah dari perjalanan dan perjuangan kehidupan seorang sufi Jalaludin Rumi.
Semua orang mungkin sekedar tahu Jalaluddin Rumi, seorang penyair sufi yang karyanya selalu menggelegar dan menyejukkan hati. Namun tidak banyak yang tahu secara detail siapa sebenarnya Maulana Jalaluddin Rumi. Saatnya mengenal lebih jauh tentang penyair Rumi melalui buku ini.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Belajar Menerima Trauma Masa Lalu dari Buku Merawat Trauma
-
Ulasan Buku Tahu Gak Tahu, Bahas Fenomena Sosial Lewat Ilustrasi yang Unik
-
Ulasan Buku Perkabungan untuk Cinta, Ungkap Perasaan Duka Saat Ditinggalkan
Ulasan
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024