Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Sam Edy Yuswanto
Buku "Sehat dengan Wudhu". (Dok. Pribadi/samedy)

Wudhu, termasuk salah satu amalan ibadah keseharian umat Islam. Saat hendak shalat, membaca Al-Qur’an, seorang muslim harus menyucikan diri terlebih dahulu dengan cara berwudhu. 

Bahkan, wudhu tak hanya dilakukan ketika hendak melaksanakan ibadah (seperti shalat dan membaca kitab suci Al-Qur’an) saja, melainkan dianjurkan (disunahkan) ketika kita sedang dalam kondisi marah. Lantas, apa kira-kira kaitan antara wudhu dan kemarahan seseorang? Berikut ini penjelasannya:

Syahruddin El-Fikri menguraikan bahwa dalam buku al-Jami’ ash-Shaghir, Athiyah al-Aufi meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kemarahan itu berasal dari setan. Sesungguhnya setan itu berasal dari api. Dan, sesungguhnya api itu hanya padam dengan air. Oleh karena itu, apabila seorang dari kalian marah maka hendaklah dia berwudhu,” (HR Ahmad; hadis hasan).

Saat kita hendak berwudhu, hal yang penting dipahami ialah berusaha untuk tidak asal-asalan. Jangan sampai ada bagian atau anggota wudhu yang tidak dibasuh. Oleh karena itu, setiap muslim harus belajar tentang tata cara wudhu yang benar terlebih dahulu. Setiap muslim harus mengerti dan paham mana bagian anggota tubuh yang wajib dibasuh dan mana yang disunahkan. 

Dalam buku ini dijelaskan, agar semakin mantap maka saat berwudhu, hendaknya diniatkan semata-mata karena Allah. Pada hakikatnya, manusia tak punya kemampuan, kecuali kemampuan dan kekuatan yang diberikan oleh Allah Swt. Karena itu, sudah selayaknya dalam beribadah menyerahkan sepenuhnya kepada Sang Pemiliknya, Allah Swt.

Selain membersihkan diri secara lahir, hendaknya dalam berwudhu juga dimanfaatkan untuk membersihkan batin. Yang dimaksud dengan membersihkan batin di sini adalah tobat, menyesali dosa, membersihkan diri dari cinta dunia, tidak mencari dan mengharapkan pujian dari manusia, meninggalkan sifat bermegah-megahan, menjauhi khianat dan menipu, serta meninggalkan dengki (halaman 172).

Wudhu pada hakikatnya bukan hanya sekadar untuk mendirikan (mengerjakan) shalat saja, tetapi wudhu juga bermanfaat untuk kesehatan, dan sangat dianjurkan bagi setiap muslim saat akan mengerjakan segala amal perbuatan (halaman 202).

Sebagaimana telah kita maklumi bersama, bahwa dalam wudhu biasanya kita akan melakukan kumur-kumur. Meski berkumur hukumnya sunah, tapi memiliki manfaat yang bagus untuk kesehatan mulut kita. 

Dalam buku ini dipaparkan, dalam berbagai penelitian tentang kebersihan gigi terungkap, salah satu penyebab rusaknya gigi atau munculnya penyakit gigi karena adanya sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan di dalam mulut sehabis makan. 

Nah, dengan berkumur, kotoran yang berasal dari sisa-sisa makanan tersebut akan keluar dari mulut kita. Alangkah lebih baiknya lagi bila sebelum berwudhu, kita melakukan gosok gigi terlebih dahulu, agar segala kotoran yang ada di mulut bisa hilang, sehingga mulut terasa lebih segar. 

Buku berjudul Sehat dengan Wudhu karya Syahruddin El-Fikri terbitan Republika (2019) ini cocok dijadikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan pemahaman agama bagi umat Islam. 

***

Sam Edy Yuswanto