Sesibuk apa pun seorang muslim, jangan pernah meninggalkan shalat lima waktu. Shalatlah kamu sebelum dishalatkan. Itulah di antara “pesan penting” yang dapat saya dapatkan dari novel berjudul Mayoret Jutek! karya Beby Haryanti Dewi. Novel yang diramu dengan bahasa gaul dan balutan komedi yang lumayan menghibur.
Novel tersebut berkisah tentang persahabatan tiga gadis muda bernama Kezie, Jihan, dan Elloy. Meskipun karakter masing-masing berbeda, tetapi mereka berusaha untuk selalu kompak. Salah satunya kekompakan mereka misalnya ketika Kezie, tokoh utama yang memiliki rambut keriting itu ingin menjadi anggota drum band.
Jihan, salah satu dari ketiga sahabat yang dikenal alim itu, sebenarnya merasa ragu-ragu untuk masuk drum band, tapi pada akhirnya ia mengiyakan ajakan Kezie. Sebelum masuk drum band, Kezie tentu minta izin kedua orangtuanya. Mamanya langsung setuju, salah satu alasannya supaya Kezie mempunyai kegiatan yang bermanfaat.
Akhirnya tiga sahabat itu pun masuk grup drum band Gita Swara Sakti. Namun, ada sebuah kendala yang dirasakan Jihan saat sudah masuk grup tersebut. Yakni, ketika dia ingin menunaikan shalat di tengah aktivitas bermain drum band tersebut. Di sana tak ada mushala. Pun tempat latihan lokasinya tidak dekat dengan masjid.
Sementara para pemain drum band, termasuk kedua sahabatnya, Kezie, dan Elloy juga tampak acuh tak acuh saat diajak shalat. Berikut ini petikan dialog saat Jihan ingin menunaikan shalat ashar:
“Aduh, aku harus shalat ashar, nih. Nggak haid lagi,” kata Jihan gelisah.
“Shalat ashar? Di mana, ya?” gumam Kezie ikut-ikutan bingung.
Sama sekali tak terpikirkan oleh Kezie untuk melaksanakan shalat di saat sedang latihan drum band begini. Apalagi anak-anak yang lain juga nggak ada yang melakukannya. Umumnya mereka duduk-duduk di tribun atau di rumput sambil mengobrol atau mempelajari partitur lagu.
Karena tak mau meninggalkan perintah agama, Jihan tetap berusaha menunaikan shalat di sebuah ruang teori musik, di sanggar pramuka, atau yang bersebelahan dengan toilet. Di sana, Jihan benar-benar shalat sendiri. Jihan tak mempersoalkan ketika dia akhirnya dihukum push-up sebanyak 15 kali akibat terlambat latihan. Ya, Jihan terlambat akibat menggunakan sebagian waktu istirahatnya untuk shalat. Dan, Jihan tetap tak menyerah untuk terus mengingatkan teman-temannya shalat meski awalnya dicuekin.
Menurut saya, novel genre remaja karya Beby Haryanti Dewi ini cocok dijadikan sebagai bacaan yang menghibur sekaligus mendidik. Selamat membaca.
Baca Juga
-
Rahasia Kebahagiaan dalam Buku 'Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan'
-
Cara Menghadapi Ujian Hidup dalam Buku Jangan Jadi Manusia, Kucing Aja!
-
Ulasan Buku Sukses Meningkatkan Kualitas Diri, Panduan Praktis Meraih Impian
-
Ulasan Buku Jangan Mau Jadi Orang Rata-rata, Gunakan Masa Muda dengan Baik
-
Panduan Mengajar untuk Para Guru dalam Buku Kompetensi Guru
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Cek Fakta: Ahmad Luthfi Sebut Jumlah Penduduk Muslim di Jawa Tengah Capai 97 Juta Jiwa, Benarkah?
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Ulasan Novel Hantu di Rumah Kos, Banyak Logika Janggal yang Bikin Galfok
-
Memperbaiki Kesalahan di Masa Lalu dalam Novel 'Ten Years Challenge'
Ulasan
-
Review Film Role Play, Menjelajahi Dunia Karakter dan Narasi
-
Ulasan Novel Hotel Royal Costanza: Kisah Seorang Jurnalis yang Disandera
-
Ulasan Novel Dari Arjuna untuk Bunda, Kisah Luka Seorang Anak
-
Ulasan Buku Al Ghazali karya Shohibul:Jejak Spiritual Sang Hujjatul Islam
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
Terkini
-
Lolos Semifinal China Masters 2024, Jonatan Christie Dihadang Shi Yu Qi
-
3 Cleanser Lokal Mengandung Chamomile, Cocok untuk Pemilik Kulit Sensitif
-
Usai Kualifikasi Piala Dunia, STY Langsung Dihadapkan Misi Juara AFF Cup?
-
Intip Keseruan Idola SM Entertainment di Teaser Program The Game Caterers 2
-
Erick Thohir Evaluasi Kinerja STY, Singgung Pemain Naturalisasi di Timnas