Muhammad Ali lagi-lagi menyihir pembaca untuk larut dalam kisah yang dirajutnya. Dalam buku Kabut Tergantung Beku ini, dia kembali menggiring para pembaca menyelami kisah-kisahnya tentang ketimpangan sosial. Mengangkat tema kehidupan yang keras yang jauh dari naluri kemanusiaan, dengan bahasanya yang sederhana dan mudah dipahami.
Dalam buku ini, dia memulai kisahnya dengan perbincangan penjaga makam bersama seorang mayat yang mati kecelakaan. Mulanya penjaga makam yang bergelar juru kunci itu tidak menyangka kalau tamu misterius di tengah malam itu adalah mayat yang bangkit dari liang kuburnya. Hal ini dapat ditilik dari percakapan berikut.
"Siapa? Siapa?," tanyanya bimbang dan gemetar.
"Siapa?" tanya penggali kubur itu sekali lagi.
Sosok itu bergumam dan terbata-bata menyahut, "Aku... aku... ah... aku... capek... aku capek."
"Capek?" ujar penjaga kubur keheranan. "Tetapi, eh, oh, ya, masuklah, masuklah, jangan berdiri di situ. Duduklah di sini."
Sosok itu lalu melangkah masuk ke pondoknya, lalu dihempaskannya dirinya ke atas hamparan tikar. Dan sosok itu merintih lagi. Serak dan berat suaranya.
"Astgahfirullah...! Kepalamu berdarah, terluka. Dan ya Allah, pakaianmu itu, berlumuran darah. Agaknya kau tadi telah terperosok ke dalam lubang berbencah. Memang tempat di sekitar sini banyak lubang-lubang yang telah kugali yang sengaja kubiarkan begitu. Tapi, bukan salahku jika tadi kau terperosok."
"Aku capek. Aku capek," sela sosok itu pula serak dan berat (hlm. 6).
Tamu yang muka dan bajunya penuh darah itu adalah sosok lelaki korban kecelakaan yang meninggal dunia. Lelaki itu, bangkit lagi dari kubur dan curhat kepada penjaga kubur bahwa dirinya ingin kumpul sama istri dan anaknya. Dia mendengar jeritan istri dan teriakan anaknya yang selalu gelisah dan cemas atas kehilangan dirinya.
Sementara istri dan anaknya kemana-mana mencari sesuap nasi untuk dimakan. Hingga pada suatu siang ia ditolong oleh seorang tuan kaya raya untuk diangkat menjadi pembantu di rumahnya. Namun, gagal karena sesampainya di rumah tuan itu, si nyonya gendut cemburu melihat kecantikan dan tubuh seksi si perempuan malang itu. Si nyonya takut, suaminya kepincut oleh kemolekan tubuh perempuan anak satu tersebut.
Terpaksa, perempuan itu keluar dari rumah. Sementara anaknya terus merajuk perutnya sakit sebab kelaparan. Dan pada suatu malam ia mengemis meminta-minta kepada orang yang lewat. Ketika ada orang yang lewat, perempuan itu agak senang. Namun, ternyata yang lewat adalah seorang pemabuk yang kebetulan dompetnya ketinggalan di tempat ia mabuk tadi, lalu menuduh si perempuan itulah yang mencopetnya. Perempuan itu akhirnya dipukuli dan ditampar berkali-kali hingga terhuyung dan terlempar ke sisi jalan yang basah oleh hujan dan deraian air matanya.
Lalu, sebagai jalan akhir, sebagai keputusan atas putus asanya, dia ajak anaknya mendekati jembatan untuk terjun bunuh diri. Dia bilang bahwa di deru arus sungai yang besar itu dia melihat tangan suaminya sedang melambai-lambai. Saat hendak terjun, terdengarlah suara guru ngajinya yang melaknat perbuatan terlarang itu. Kemudian, dia tersadar dan mengurungkan niatnya.
Baca Juga
-
Imajinasi Terjun Bebas Tanpa Batas dalam Buku Puisi Telepon Telepon Hallo
-
Kiat Jemput Karunia Tuhan yang Berkah Melimpah dalam Buku Dongkrak Rezeki
-
Diperkirakan Bakal Rilis Oktober 2025, Berikut Bocoran Fitur Terbaik Realme GT 8
-
HP Infinix Hot 60 Pro, Usung Chipset Helio G200 Terbaru Demi Dukung Produktivitas dan Gaming
-
Poco M7 Plus 5G Debut di India 13 Agustus 2025, HP Murah Rp 2 Jutaan dengan Baterai 7000 mAh
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel Pulang Pergi: Sisi Gelap dan Mematikan Shadow Economy!
-
Ulasan Novel SagaraS: Sosok Orang Tua Kandung Ali Terungkap!
-
Ulasan Buku Melukis Pelangi: Menghapus Kata Takut dan Menyerah dalam Hidup
-
Ulasan Novel Friends That Break Us: Ketika Persahabatan Lama Menjadi Luka
-
Review Film Pretty Crazy: Romansa Unik Bercampur Tawa dan Misteri Seru!
Terkini
-
4 Daily OOTD ala Kazuha LE SSERAFIM, Anti-Ribet Tetap Fashionable!
-
Belajar dari Malaysia: Voucher Buku sebagai Investasi Masa Depan Literasi
-
Proker KKN Membuat Ganci dari Kain Perca: Edukasi Cinta Bumi Sejak Dini
-
Suara Anak Muda untuk Bumi: Cinta Indonesia, Kok Masih Buang Sampah?
-
4 Gaya Shin Si A yang Bisa Jadi Ide OOTD Nongkrong yang Keren Banget!