Buku terbitan Grasindo (2017) berjudul Elegi karya Dewi Kharisma Michellia berisi 13 cerita pendek dan 6 fragmen yang berkisah tentang kepergian, kehilangan, dan kematian dalam beragam caranya.
Sebagaimana tertulis di cover belakang buku tersebut, bahwa cerita pendek dan fragmen dalam kumpulan ini bertutur tentang kehidupan orang-orang yang merasa bosan di perkotan maupun kehidupan orang-orang yang merasa binasa di pedesaan. Beberapa cerita juga bereksperimen dengan hal-hal yang ganjil. Serta sekian cerita dengan lincah menggerakkan kejiwaan para tokohnya lewat sudut pandang orang-orang yang dianggap gila oleh masyarakat hingga menawarkan kisah futuristik di masa depan dan mengajak pembaca bergerak maju-mundur dalam ruang dan waktu bersama suatu dinasti keluarga superkaya yang hadir dari masa depan.
Putusan Ely adalah salah satu judul cerpen yang menurut saya menarik dalam buku ini. Bertutur tentang tokoh utama bernama Ely yang merasa benci harus tinggal bersama ibu dan ayah tirinya. Ia masih ingin hidup bersama ayah kandungnya yang ditinggalkan oleh ibu. Ayah kandungnya lumpuh dan harus menjalani hari-hari dengan duduk di kursi roda. Sementara ibu malah tega berselingkuh, lantas memilih pergi meninggalkan ayah dan hidup bersama suami baru selingkuhannya itu. Sialnya, ibu mengajak serta Ely yang waktu itu masih kecil.
Ayah kandungnya hanya tinggal bersama kakak kandung Ely. Dialah yang merawat ayah yang membutuhkan perawatan ekstra. Anehnya, sang kakak tampak tak menyukai keberadaan Ely, adiknya. Berikut ini saya kutip sebagian ceritanya:
Saat meninggalkan ayah Ely, ibunya hanya berkata minta maaf. Ayah Ely di kursi roda tak menyahuti. Ia hanya dapat menatap mata istrinya. Melihat itu, Ely tak kuasa menghamburkan tubuh ke pangkuan ayahnya. Namun, kakak Ely sudah berdiri di belakang kursi roda. Hanya menggelengkan kepala, lantas mengangkat dagu mengusir Ely.
Hidup bersama ayah tiri di rumah yang megah nyatanya tak membuat Ely bahagia. Ia hanya ingin tinggal bersama ayah kandungnya. Singkat cerita, saat usianya 17 tahun, ia memutuskan untuk pergi dari dari rumah ayah tiri dan ibu kandungnya. Ia ingin tinggal bersama ayahnya. Sebuah cerita mengejutkan menguar dari mulut ibu, bahwa sebenarnya ayah kandung Ely telah lama meninggal dunia. Tapi Ely tak memercayai cerita ibunya. Ia tetap pergi dari rumah untuk bertemu dan tinggal bersama ayah kandungnya.
Kisah Ely dalama cerpen tersebut meninggalkan pelajaran penting bagi para pembaca. Salah satunya tentang pentingnya menjaga benang kesetiaan pada pasangan hidup kita. Perselingkuhan adalah hal yang sangat menyakitkan bagi setiap orang, terlebih orang yang diselingkuhi itu sedang dalam kondisi sakit yang cukup parah.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Review Film Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah: Drama Keluarga yang Bikin Hati Mewek
-
Ulasan Novel Tanah Para Bandit: Ketika Hukum Tak Lagi Memihak Kebenaran
-
5 Drama Korea Psikologis Thriller Tayang di Netflix, Terbaru Queen Mantis
-
Review Film Menjelang Magrib 2, Nggak Ada Alasan Buat Dilanjutkan!
-
Kala Film The Conjuring: Last Rites, Mengemas Lebih Dalam Arti Kehilangan
Terkini
-
Eliano Reijnders Diplot Jadi Bek Kanan Utama Persib Bandung, Siapa yang Tersingkir?
-
Repot? Mempertanyakan Sikap Pemerintah pada Tuntutan Rakyat 17+8
-
Skandal Korupsi Chromebook: Nadiem Makarim dan 4 Pejabat Jadi Tersangka, Ini Peran Masing-Masing
-
Viral 'Black Mamba' Ahmad Sahroni: Dari Hoax Politik hingga Jadi Pelajaran Seksologi ala dr Boyke
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!