Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Nurma MJ
Buku Kumpulan Cerpen Horor 'Di Antara'. (Dok. Pribadi/Nurmamj)

Beberapa orang ada yang menganggap cerita horor hanya bualan atau khayalan belaka. Mereka tidak percaya segala hal berbau mistis. Namun, ada juga yang mengalami kejadian ganjil secara langsung dan tak bisa dipungkiri bahwa makhluk gaib memang ada di sekitar kita. 

Buku ini berisi kumpulan 50 kisah (cerita pendek) bergenre horor yang dapat membuat bulu kuduk merinding. 50 cerpen horor dalam buku ini ditulis oleh 50 penulis. Mereka berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh Penerbit Alinea dalam event Alinea Writing Challenge.

Salah satu cerpen dalam buku ini menceritakan tentang kejadian mengerikan yang biasanya muncul dan terjadi di sebuah tempat atau bangunan yang sudah lama kosong dan tak berpenghuni atau terbengkalai. Beberapa orang takut mendekatinya dan memilih menjauh dari lokasi tersebut, meskipun bangunan itu ada di dekat mereka. Akan tetapi, bagi orang yang bernyali besar justru memilih memasuki area tersebut bahkan melakukan hal menakutkan yang sering disebut uji nyali.

Cerpen karya Yamashita Izumi berjudul Uji Nyali, mengisahkan tentang sekelompok Komunitas Pecinta Film yang melakukan perjalanan menuju bangunan kuno yaitu Rumah Sakit Jiwa Nirmala. Gandhi dan teman-temannya ingin membuktikan kebenaran tentang desas-desus adanya hantu atau cerita seram yang melekat pada bangunan tersebut. Mereka berencana membuat video uji nyali dan berharap video itu menjadi viral di media sosial. 

Kejadian mengerikan dan mencekam menghampiri kelompok tersebut semenjak memasuki bangunan rumah sakit. Saat mempersiapkan perlengkapan untuk syuting, Gandhi mendengar suara teriakan temannya, kemudian dia berlari menuju sumber suara itu. 

Namun, pemuda itu terperanjat melihat sebuah boneka porselen gaya putri Belanda membawa sebuah pisau kecil. Merasa tidak beres dengan si boneka, Gandhi segera membawa Priska lari dari situ. Tiba-tiba, angin berembus kencang, membuat dua insan ini kesulitan berlari. Suara tawa anak kecil mulai menggema-berasal dari boneka mengerikan-semakin mendekat dan mendekat. (Hal. 256) 

Cerpen lainnya bertajuk Kabur yang ditulis oleh Sherly Sanjaya, membuat pembaca seperti dibawa masuk dalam adegan pelarian diri tokoh utama. Selain itu, suara tak kasatmata yang didengar oleh tokoh utama, membuat pembaca penasaran bagaimana akhir dari cerpen itu.

Tawa jahat itu membuat emosinya memuncak. Tanpa berpikir panjang, ia berlari cepat kembali ke rumah. Aku tak boleh membiarkan sahabatku terjebak, batinnya. (Hal. 215) 

Masih banyak kisah menyeramkan lainnya yang disuguhkan dalam buku antologi cerpen horor Di Antara ini. Puluhan cerita horor singkat dalam buku ini, dituturkan para pengarangnya dengan gaya penulisan masing-masing. Ide dan latar cerita yang berbeda dari tiap cerpen, menonjolkan kisah menakutkan yang unik dan menarik. Bagi penikmat cerita horor, buku ini layak dibaca di waktu senggang.

Nurma MJ