Kemiskinan memang tampak menakutkan di mata banyak orang. Kemiskinan dapat mengantarkan seseorang melakukan beragam cara, termasuk cara-cara terlarang untuk mendapatkan kekayaan.
Bicara tentang kemiskinan, ada sebuah kisah menarik yang begitu mengharu biru tentang keluarga miskin dalam buku Menari di Surga karya Agustrijanto. Buku yang berisi kumpulan cerpen tersebut sangat layak untuk dibaca. Selain menghibur, para pembaca juga dapat merenungi pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis dalam buku terbitan Gema Insani Press tahun 2004.
Menari di Surga merupakan judul salah satu cerpen dalam buku tersebut. Menceritakan tentang sebuah keluarga miskin yang berusaha mengubah nasibnya dengan cara merantau ke kota Bandung.
Berangkat dari keluarga petani miskin di Gunung Kidul Yogyakarta, Sutrimo dan istrinya, Siti Sundari, mengadu nasib ke Bandung. Suminten, putri semata wayang mereka yang berusia 10 tahun juga turut serta mengadu nasib bersama kedua oarngtuanya. Selama ini Sutrimo dikenal sebagai anggota penabuh gamelan di desanya.
Menjalani kehidupan sebagai keluarga pengamen tentu sangat berat dan diwarnai suka-duka. Salah satunya ketika orang-orang, para pengendara di jalanan, acuh tak acuh dan enggan mengeluarkan sedikit uangnya untuk diberikan kepada mereka. Tapi mereka pantang menyerah, terus mengamen meskipun kadang tak menghasilkan rupiah.
Mereka bertiga terus mengamen bersama. Suminten yang masih kecil dan lincah menjadi penarinya. Sementara sang ibu, Siti Sundari, bertugas memegangi tape recorder butut yang dibalut kayu tripleks tua.
Kehidupan kota memang sangat keras, bisa jadi jauh lebih keras daripada kehidupan di desa. Begitu juga dengan kehidupan Sutrimo bersama istri dan putri semata wayangnya yang begitu keras dan penuh perjuangan di perkotaan. Nasib tragis harus dialami keluarga Sutrimo dan istrinya ketika Suminten, putri semata wayangnya tewas mengenaskan usai mengalami kecelakan saat mengamen. Sepeninggal Suminten, mereka, Sutrimo dan Siti Sundari, terus melanjutkan hidup dengan cara mengamen.
Membaca kisah keluarga miskin yang hidupnya begitu memprihatinkan semoga dapat membuat sebagian orang menyadari bahwa di luar sana masih banyak orang-orang yang garis hidupnya lebih memprihatinkan. Mudah-mudahan dengan melihat dan merenungi kemiskinan orang lain dapat membuat para pembaca terketuk hati untuk membantu mereka.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Drama City of Romance: Rahasia dan Perlindungan dalam Kebohongan
-
Ulasan Novel Dirty Little Secret, Perjuangan Penebusan Cinta dari Masa Lalu
-
Review Film Air Mata Mualaf: Perjalanan Iman yang Mengiris Hati
-
Review Film In Your Dreams: Serunya Petualangan Ajaib Menyusuri Alam Mimpi
-
Review Film Riba: Teror Riba yang Merenggut Nyawa Keluarga!
Terkini
-
Dari Ferry Irwandi hingga Praz Teguh: Deretan Figur Publik yang Turun Tangan Bantu Korban Bencana
-
Dituding Bela Inara Rusli, Ini Tanggapan dr. Richard Soal Komentar Julid Netizen!
-
Iko Uwais Debut Sutradara: Tantang Stereotipe Orang Timur Lewat Film Timur
-
Antusiasme Tinggi Warnai Premiere Film Esok Tanpa Ibu di JAFF 2025
-
Generasi 'Lemah' atau Generasi Sadar Batas? Wajah Baru Dunia Kerja