Kecanggihan teknologi membuat segala sesuatu lebih praktis dan efisien. Dulu, para dai lazim menyampaikan ceramah dari mimbar ke mimbar atau pengajian ke pengajian. Para jemaah harus berbondong-bondong ke tempat pengajian untuk mendengarkan ceramah dari dai kondang lewat berbagai momentum seperti perayaan Maulid Nabi, Isra Mikraj dan momentum lainnya.
Tapi, saat ini berdakwah bisa dilakukan lewat media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, bahkan Tiktok. Para dai bisa mengolah materi dakwah sedemikian praktis dan simpel sehingga bisa dinikmati para milenial lewat platform media sosial.
Saidulkarnain Ishak mengupas masalah gaya berdakwah di zaman digital lewat buku Dakwah Sambil Ngenet. Buku ini mengupas berbagai hal berkaitan dengan metode dakwah yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi mutakhir sehingga bisa menjangkau pemirsa yang begitu luas.
Penulis menjelaskan, berdakwah di era digital ini, misalnya lewat Facebook dan Twitter, juga memerlukan kreativitas atau keterampilan yang memadai. Materi ceramah yang disampaikan lewat media tulisan harus bisa mudah dipahami oleh para pengikut sang penceramah.
Keterampilan berbicara juga diperlukan oleh penceramah. Karena, saat ini Facebook dan Instagram juga memiliki fitur video singkat yang bisa dimanfaatkan untuk materi ceramah seefisien mungkin. Menyampaikan ceramah dengan singkat bisa dilakukan dengan cara merangkum suatu topik kemudian diramu dengan metode yang praktis.
Penulis juga memaparkan, meskipun disampaikan lewat media internet, para dai harus bisa menyampaikan dakwah yang sarat dengan hal-hal positif. Hindari berceramah dengan menyampaikan hal-hal negatif atau sensitif yang dapat memecah belah umat. Jangan sampai materi ceramah diselipi berbagai ujaran kebencian yang dapat menyinggung perasaan banyak orang.
Buku ini akan memandu siapa saja yang ingin menerjuni dunia pidato yang disampaikan lewat media internet. Berbagai media sosial bisa dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga ceramah bisa diterima dengan baik. Bahkan, saat ini para dai merambah TikTok untuk menyampaikan dakwah. Tak sedikit dai yang memanfaatkan medsos ini sebagai media berceramah.
Pengguna TikTok rata-rata adalah kaum milenial yang memiliki ketertarikan tinggi dalam dunia digital. Materi yang disampaikan lewat media sosial ini lebih mudah dijangkau kaum muda sehingga dapat menuai manfaat atau kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Riset Samsung: Anak Muda Indonesia Mulai Gunakan AI untuk Belajar
-
Kolaborasi Datacomm dan Wavenet Percepat Transformasi Digital
-
Tutorial Lengkap Cara Aktivasi MFA ASN Digital Tanpa Eror
-
Saki Hamsat Bramono: Bukan Cuma Jago Kandang, Telkomsel Ingin Jadi Pemain Utama di Regional
-
Nissan dan Wayve Hadirkan Revolusi Berkendara, Mobil yang Bisa Berpikir dan Belajar
Ulasan
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Review Serena: Story Berat, Art Cakep, dengan Tension yang Menembus Layar
-
Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
-
Ulasan Novel White is for Witching: Kisah Rumah Warisan yang Penuh Rahasia
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
Terkini
-
Kontrak Berakhir, Jinho PENTAGON Putuskan Hengkang dari CUBE Entertainment
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
3 Karakter Kuat akan Dikalahkan Bonney dengan Mudah di Duel Anime One Piece