Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sam Edy Yuswanto
Buku "Kita Terlahir untuk Bahagia" (Dokumen pribadi/ Sam Edy)

Bahagia. Satu kata ini menjadi dambaan banyak orang. Maka tak heran bila banyak berupaya meraih kebahagiaan dengan berbagai cara. Bahkan ada orang yang nekat melakukan cara-cara terlarang untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya.

Syaifullah dalam tulisannya (jatim.nu.or.id, 15/12/2021) menjelaskan 4 indikator kebahagiaan yang diterangkan dalam kitab Tafsir al-Qurtubi. Jadi Imam al-Qurtubi menjelaskan setidaknya ada 4 tanda orang meraih kebahagiaan, yakni: 

Pertama, rezeki yang halal. Kedua, qanaah atau ridha dengan pemberian Allah. Ketiga, mendapatkan pertolongan Allah untuk melakukan kebaikan, ibadah, dan taat kepada Allah Swt. Keempat, merasakan manisnya ibadah dan taat kepada Allah Swt. 

Orang yang hidup bahagia bukan berarti ia tak pernah berhadapan dengan masalah atau persoalan hidup. Jangan dikira ada orang yang selalu hidup dalam kebahagiaan terus menerus. Yang paling penting adalah bagaimana kita mampu menyikapi setiap situasi dan kondisi yang sedang kita alami.

Abu Salman Farhan Al-Atsary dalam bukuKita Terlahir untuk Bahagia” menjelaskan ayat Al-Qur’an (Surat Al-Baqaarah: 214) yang menerangkan tentang ujian yang harus dihadapi oleh para manusia:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: ‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”.

Apa pun persoalan yang menimpa kita, berusahalah untuk rileks dalam menjalaninya. Pasrahkan semua persoalan kepada Tuhan. Jangan lupa, cari orang-orang baik dan tepercaya yang dapat membantu persoalan kita. 

Jangan terlalu spaneng dan kaku dalam menjalani kehidupan. Sesekali bersantai dan tertawalah bersama orang-orang terdekat. Dengan tertawa atau bercanda, mudah-mudahan bisa meluruhkan penat atau beban hidup. Tertawa konon bisa membuat tubuh kita lebih sehat. Sebagaimana diungkapkan dalam buku ini:

Dalam berbagai penelitian, tertawa diyakini banyak sekali manfaat, terutama dihubungkan dengan kesehatan. Dengan tertawa, berbagai macam penyakit mulai dari gangguan jiwa, kanker, hingga gangguan seksual bisa diobati. Lebih lanjut, penelitian menunjukkan tertawa juga bisa meringankan migrain, sakit kepala, mengurangi risiko infeksi paru-paru, serta dapat meningkatkan endorfin dalam tubuh kita yang merupakan penghilang rasa sakit.

Dalam buku "Kita Terlahir untuk Bahagia" (2015) juga dilengkapi dengan kisah-kisah menarik yang bisa menjadi bahan renungan berharga bagi para pembaca.

Sam Edy Yuswanto