Banyak cara yang dapat digunakan oleh seorang penulis untuk menggali ide atau bahan tulisan. Misalnya dengan cara merenungi setiap kejadian yang disaksikannya sehari-hari.
Sebagai seorang penulis, saya juga berusaha peka dengan lingkungan sekitar. Apa yang pernah saya saksikan, dengar dan rasakan, selama itu menarik untuk ditulis, biasanya akan saya tulis.
Saya berharap, dengan tulisan tersebut, saya bisa menyampaikan kritik atau saran membangun. Biasanya saya akan berusaha menyampaikan pendapat yang bisa jadi berbeda dengan pendapat sebagian orang.
Tulisan-tulisan yang terangkum dalam buku Searching (Elex Media Komputindo, 2017) yang ditulis oleh Juni Soekendar juga sepertinya berangkat dari kejadian sehari-hari. Misalnya, dalam tulisan berjudul “Gelar Hajjah”penulis menjelaskan apa yang ia lihat dan rasakan. Penulis mengaku, walaupun ilmu keislamannya belum maksimal saat itu, namun hatinya selalu bergetar setiap mengantarkan kerabat, teman-teman yang saat itu sudah lebih dahulu mendapat kesempatan berhaji, berharap dapat menjalankan ibadah ini.
Juni Soekendar bersyukur sekali mendapatkannya. Perjalanan haji tersebut merupakan perjalanan haji yang tidak disangka di mana proses begitu cepat, sejak berniat, meminta dan berdoa terhitung tidak terlalu lama. Yang lebih menyenangkan lagi ia bisa menunaikan bersama suami dalam usia yang belum terlalu tua, semua ditempatkan dalam keadaan yang mudah sejak keberangkatan hingga kembali ke tanah air. Hal tersebut menjadi anugerah terindah dan terbesar dalam hidupnya (halaman 3).
Biasanya seseorang yang sudah menunaikan ibadah haji akan mendapat gelar ‘haji’ atau ‘hajjah’ di depan namanya. Menurut Juni Soekendar, gelar haji bukanlah gelar seperti mendapatkan kesarjanaan di mana jika kita tidak menggunakannya tidak berpengaruh di dalam kehidupan. Namun gelar tersebut menyandang tanggung jawab kepada-Nya, sikap dan perilaku kita dapat menjadi teladan bagi orang lain.
Dalam tulisan berjudul ‘Brondong’ penulis mengisahkan tentang seorang teman wanitanya yang bercerita bahwa ia sedang ditaksir oleh brondong. Dengan bangganya ia bercerita bahwa saat ini sedang asyik dengan seseorang yang katanya mencintainya sepenuh hati. Ia merasa bangga karena dicintai oleh seorang pria muda seumuran anaknya.
Hidup memang pilihan. Dan setiap pilihan tentu memiliki konsekuensi. Juni Soekendar tidak bisa berkata apa-apa selain berempati memberikan nasihat-nasihat tanpa menyinggung perasaan. Jika ego yang bekerja, benteng dalam diri tidak mungkin ditembus. Biarkan nurani yang mencari jalan untuk mencapai sebuah kesadaran diri.
Tulisan-tulisan Juni Soekendar dalam buku ini cukup menarik direnungi hikmahnya. Namun, menurut saya, ada sebagian tulisan yang perlu direvisi karena masih dijumpai typo atau kesalahan penulisan. Juga masih ditemukan kalimat yang menurut saya kurang efektif. Selain itu, sumber referensi masih perlu ditambah di sebagian tulisan, agar lebih berkesan dan tidak seperti curhatan biasa. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Banjir Jakarta: Persoalan Bencana yang Tak Kunjung Usai
-
Ulasan Buku Move Beyond Your Average Limits Like Merry Riana: Setiap Orang Berhak Hidup Sukses!
-
6 Tips yang Bisa Kamu Coba Saat Butuh Ide Tulisan, Google Trends Salah Satunya!
-
3 Hal yang Harus Dimiliki Seseorang Sebelum Berprofesi sebagai Penulis
-
3 Hal yang Harus Dilakukan Jika Menghadapi Plagiator
Ulasan
-
Ulasan Buku Generasi 90an, Kenangan Jadul dan Nostalgia Kaum Milenial
-
Ulasan Film Night Always Comes: Perjuangan Sengit di Malam yang Kelam
-
Ulasan Film The Sun Gazer: Drama Romansa yang Menyayat Hati
-
Review Film Labinak: Praktik Sekte Kanibalisme dalam Keluarga Bhairawa
-
Horor Kanibalisme dalam Film Labinak yang Memunculkan Sumanto
Terkini
-
Mulai dari Kita: Mengelola Sampah Rumah Tangga Demi Bumi Lestari
-
Rp100 Juta Per Bulan Hanya untuk Joget? Momen yang Mengubur Kredibilitas DPR
-
Electric Heart oleh 8TURN: Emosi Cinta yang Meledak Seperti Aliran Listrik
-
Ingin Bebas Balapan, Jorge Martin Tak Pasang Target untuk GP Hungaria 2025
-
Megawati Ganti Bambang Pacul dengan FX Rudy, Ini Perbandingan Latar Belakang Keduanya